Mohon tunggu...
dinasthia putri firdhausi
dinasthia putri firdhausi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

nama saya dinasthia, saya adalah mahsiswa masih belum bekerja maupun nikah, hobi saya banyak entah itu membaca artikel buku dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Masuknya Dinasti Safawi di Persia, Dinasti Mughal di India, Dinasti Utsmani di Turki

2 Juni 2023   11:23 Diperbarui: 2 Juni 2023   11:44 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A.  Dinasti Syafawi di Persia (Sejarah Berdiri dan Perkembangan)

Pada abad ke-9 M, Kesultanan Utsmaniyah menguasai dunia Islam. Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah saat ini adalah gerakan sufi. Mereka aktif bekerja untuk membentuk kekuatan politik baru. Inilah peristiwa terpenting tasawuf terkait keluarga Syekh Shafiddin Al Dabili di penghujung abad ke-9 penanggalan Islam saat pemerintah cuek dengan kebangkitan dan perlawanan Safa Vitarika yang membantu para pengikutnya merebut kekuasaan kewalahan. Ini juga yang menyebabkan konfliknya dan konflik sporadis dengan suku-suku pada masa itu.

Kata Shafawi berasal dari kata "shafi", suatu gelar bagi nenek moyang Sultan Shafawi yaitu Shafi al-Din Ishaq al-Ardabili, pendiri dan pemimpin thariqah Shafawiyah.

Dinasti Safawi (juga dikenal sebagai Safavid) didirikan oleh Shah Ismail I pada awal abad ke-16 di wilayah Azerbaijan, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Timur Mongol. Dinasti ini memerintah Iran dari tahun 1501 hingga 1722.

Shah Ismail I adalah seorang pemimpin sufi dari suku Qizilbash yang memimpin sebuah gerakan untuk mempersatukan suku-suku di wilayah Azerbaijan dan membebaskan mereka dari kekuasaan Timur Mongol. Ia juga menyebarluaskan ajaran Syiah dan menjadikannya agama resmi di Iran.

Setelah berhasil mengalahkan kekuatan Timur Mongol di Iran, Shah Ismail I mengambil gelar "Shahanshah" atau "Raja dari para Raja" dan memulai kampanye militer untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ia berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah Iran, Irak, dan Kaukasus.

                                                                            

Pada mulanya di Persia, tepatnya di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, terdapat gerakan tarika yang disebut al-Shafawiyyah (yaitu orang-orang yang berspesialisasi dalam pengembangan spiritual dan pengarahan agama). Thariqah ini didirikan hampir bersamaan dengan berdirinya Kesultanan Utsmaniyah. Wilayah ini sebagian besar dihuni oleh orang Kurdi dan Asia Amerika. Nama Shafawi didasarkan pada pendiri tarekat, Syekh Syafi al-Din Ishaq al-Ardabili (650-735 H./1252-1334 M.). Ia adalah kakek kelima dari Syekh Ismail Safawi, pendiri dinasti Safawi. Dari nama Syafi al-Din diambil nama silsilahnya sebagai al-Shafawi. Dari silsilah, menurut Ottoman, Syafiddin adalah keturunan Musa Kazim, Imam ketujuh dari Imam Syiah kedua belas..

Dinasti Safawi berhasil menciptakan kekuatan militer yang kuat dengan pasukan Qizilbash sebagai pasukan utama mereka. Selama masa pemerintahannya, Dinasti Safawi melakukan ekspansi wilayah dan memperluas kekuasaannya ke wilayah-wilayah di sekitar Kaukasus, Asia Tengah, dan Irak. Shah Ismail I juga menciptakan kebijakan toleransi agama yang memungkinkan minoritas Sunni dan Kristen hidup berdampingan dengan umat Syiah di wilayah Safawi.

Dinasti Safawi menjadi sebuah kekuatan besar di wilayah Timur Tengah pada abad ke-16. Kekuatan militer mereka berhasil mengalahkan tentara Ottoman dan menyebarkan pengaruh Syiah ke seluruh wilayah Iran dan bahkan ke beberapa wilayah di luar Iran. Selain itu, Dinasti Safawi berhasil mengembangkan seni dan sastra, termasuk seni kaligrafi dan miniatur, serta sastra Persia dan Syiah.

Alhasil, keturunannya tetap meyakini kebenaran silsilah tersebut hingga menjadi dasar pendefinisian tarekat dan dinasti Syafawi, di mana pemikiran Syiah mengikuti jalan Syafiuddin Ishaq. Berbeda dengan dua dinasti Islam besar  lainnya, Utsmani dan Mughal, dinasti Shafawi mendeklarasikan Syiah sebagai sekolah negeri. Oleh karena itu, tidak salah jika memandang dinasti ini  sebagai tonggak pembentukan negara Iran saat ini. Nama guru Syafi al-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun