Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Remaja: Souvenir dari Pulau Dewata

28 Oktober 2016   23:51 Diperbarui: 15 Januari 2024   22:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Terus, bulannya? Kenapa ada tiga? Emmm..... aku ramal nih Salma.”

“Ramal apaan?”

“Tiga tahun lagi Salma bakal punya sejarah dalam hidup. Ya, sejarah ..... tunggu suatu saat. Kita akan buktikan bersama.”

“Kita?” tanya Salma heran.

“Ya kita. Andra dan Salma.”

“Kakak misterius...”

“Kita juga harus berpisah selama tiga tahun, seperti bulan ini, tiga buah bulan yang terpisah....”

Salma tidak paham apa maksud kata-kata Andra. Sejak ia mengenal Andra, pemuda itu memang sulit ditebak. Ia tampil dengan gayanya sendiri. Tak ada keterus terangan. Selalu saja bahasa-bahasa yang tak pernah ia mengerti. Bahkan tentang ramalan tiga tahun akan ada sejarah dalam hidupnya.

***

Suatu kali di kampus, Salma kaget.

Andra datang. Tak ada kabar berita pendahuluan. Entah ada urusan apa pemuda itu datang. Seperti apa yang pernah ia katakan dulu, tiga tahun berpisah. Berpisah juga sebenarnya bukan sesungguhnya. Acapkali pemuda itu bertemu dirinya, tak ada cerita apa-apa.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun