“Iya.”
“Oooh Ditee.... terima kasih .. aku kau ingatkan aku untuk selalu memperbaiki shalatku. Memang shalatku belum benar Dit....”
“Bukan .... bukan itu Put. Bukan itu maksudku. Shalatmu Insya Allah sudah baik. Insya Allah kamu sudah shalihah .... kamu nggak berfikir yang lain?”
“Belum nyambung Dit.”
“Itu seperangkat alat Put ....... ini seperangkat peralatan shalat yang aku hadiahkan tu...nai!”
“Sah!” mendadak reflek bibir Putri mengucap kalimat itu. Gadis itu kaget sendiri dengan ucapannya. Buru-buru ia menutup mulutnya.
“Naaaahhh..... Putri..... Putriii..... itu, itu, rangkaian kalimat yang hampir mirip selalu diakhiri dengan kata-katamu tadi.”
“Dite .... itu ada di acara pernikahan.”
“Iya betuul.... di acara itu Putri ......”
“Dit.”
“Itu maknanya Put. Salahkah jika aku berharap terlalu jauh saat ini? Mengharapkan suatu saat, mungkin lima atau enam tahun lagi ada sebuah prosesi yang diakhiri dengan respon orang banyak, seperti kata-katamu tadi. Sah! Gituuuu!”