“Nggak laaah ..... aku bawa berapa coba Put? Tiga. Tiga kali 16 GB berapa? Buat yang spesial aku harus siap nggak akan melewatkan momen ini.” kata Radite sambil mengeluarkan memory-card dari sakunya. Putri terbelalak.
“Astaghfirullaaah.... Diteeee...... kamu serius?”
“Insya Allaaaah......”
***
Besok hari penandatangan dan pengambilan ijazah. Putri dan Radite telah sepakat bertemu di sekolah pukul 9-an. Acara berikutnya dirancang menikmati mie ramen di kantin. Menu lucu yang menjadi favorit remaja seusianya. Tentu saja bagi putri yang dinanti adalah kado dari Radite. Sering ia mendapatkan pernik-pernik yang tak seberapa, tetapi bagi gadis itu maknawiyahbanget.
Waktu sudah pukul 10-an. Putri masih belum berangkat. Ia sengaja menanti reaksi Radite seperti apa. Benar juga beberapa saat kemudian SMS masuk.
“Put, dah tlt 1 jam neh. Ngebales ya?”
“O y? Sbr ya .... “
“Skul keburu tutup neh!”
“O y? Nyak besok aja skul’a.”
“Aes Put! Bercanda.... datang sekarang laah, ditunggu. Biar telat kamu tetap spesial koq!”