Putri tidak membalas lagi SMS Radite. Setelah bersiap di jok motornya, gadis itu memakai helm. Sejenak kemudian ia mengambil dompet ketika ingat bahwa kartu OSIS harus diperlihatkan dulu. Ketika mencari kartu OSIS, tangannya mengambil sebuah benda berbentuk kartu.
Gadis itu kaget. Wajahnya memerah. Jarinya gemetar. Perlahan ia ambil benda itu.
“Iiii.... iii.... ini SIM Radite.”
Ia baru ingat bahwa Radite pernah nitip SIM minggu lalu ketika usai syukuran kelulusan bareng teman sekelasnya di rumah makan Sawah Aki. Gadis itu merasa bersalah. Ketika Radite kena tilang berarti? Tanya gadis itu dalam hati. Buru-buru ia menelpon Radite agar langsung saja ke rumah makan Sawah Aki.
“Apa-apaan Put?”
“Sudah jangan banyak tanya. Aku nggak mampir ke sekolah, aku langsung ke sawah Aki! Aku yang traktir!”
“Iya-iya....”
Sekitar dua puluh keduanya sudah bertemu.
Mengambil saung yang berada di bawah pohon jati, keduanya duduk berhadapan sambil menanti makanan yang dipesan.
“Dit..... aku sebenanya mengajak ke sini mau ..... mau....”
“Mau apa?”