Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Amarilys Kembar

25 Februari 2016   13:16 Diperbarui: 6 April 2016   18:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Lima tahun berlalu.

Kampus Bulak Sumur di hari Minggu tampak lengang. Hanya tampak beberapa mahasiswa yang sengaja melewatkan hari libur di kampus. Ada pula di beberapa tempat tampak kegiatan semacam belajar bersama di rerumputan bawah pohon besar, ada yang berkerumun mengadakan mentoring.

Ini adalah waktu setelah dua semester mengambi program magister bagi Erika. UGM merupakan pilihan setelah lulus S1 dari Unpad. Termasuk dalam programnya adalah agar tak terlalu jenuh dengan suasana Jatonangor – Majalengka. Dan memang benar. Majalengka Yogyakarta menjadi demikian banyak memberi pengalaman. Naik kereta api menjadi pengalaman pertama ketika harus berangkat ke Yogyakarta dulu.

Bahasa juga demikian, baginya bahasa Jawa yang semula masih dirasakan asing semakin hari semakin akrab di telinganya. Termasuk ketika teman-teman satu kos dan di kampus memanggilnya dengan sebutan Mbak , Mbak Erika. Dulu telinganya terasa risih, tetapi sekarang sangat nyaman. Malioboro? Kapan ia suka, tinggal panggil becak. Borobudur? Dekat. Kraton? Sama saja. Parangtritis? Beberapa kali.

Ketika melihat utara? Puncak Merapi dan Merbabu. Kadang-kadang jika jiwa pendakinya muncul, ia suka memandangi ke arah itu. Puncak itu tampak seperti melambaikan isyarat kepada dirinya untuk mendakinya.

“Maaf Mbak …. emmm…. “ ada suara menyapa. Erika menoleh.

“Emm… iya… iyaa….. aaa….”

“Er….. Erika? Erika?”

“Oooh…. Kkkaaa… Ilham?”

“Erikaaa….. oooohhh!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun