Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Amarilys Kembar

25 Februari 2016   13:16 Diperbarui: 6 April 2016   18:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aaaahhh kamu jahaaaat Ilhaaaammmm!” kata Erika akhirnya tak tahan. Dengan sepenuh tenaga ia mencubit lengan pemuda dengan sekeras-kerasnya.

“Aduuuhhhh… sakit ….”

“Ilham, jadi kamu selama itu tahu kalau bunga itu aku yang nanam?”

“Tahu lah. Aku juga tahu bahwa kamu juga merahasiakan kamu yang menanam bunga dari teman-temanmu.”

“Iya. Aku tadinya hanya ingin bahwa bunga ini adalah monument antara diriku dengan almamaterku. Toh sebenarnya ketika kita acara perpisahan, bunga itu sudah semakin kurus. Bahkan sekarang pasti sudah taka da bekasnya sama sekali. Tapi keindahannya ada dalam HP ku, dan aku tak mengira bahwa kamu menyimpannya juga.” Ilham tersenyum.

“Ka, kamu boleh cari gambar lain yang lebih indah dibanding amarilys kembar itu.”

“Apa itu?”

“Buka file amazing amarilys di sebelahnya ….”

Erika segera membuka file yang dimaksud. Mata gadis itu terbelalak. Gadis itu tak percaya di file itu tak terdapat gambar bunga amarilys, tetapi justru terdapat sekitar dua puluh gambar dirinya.

“Il …. Il…. Ilham?!” dengan bibir bergetar gadis itu menatap pemuda yang duduk tenang di depannya.
“Itulah amazing amarilys yang aku kagumi Ka ….. maafkan aku.”

“Ilham, Ilham … apa maksudmu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun