“Ge-er! Ditolong bukannya berterima kasih!”
“Awas kalau masih mau ngikutin aku daftar ke Unpad!”
“Hah? Rugi dong?! Memangnya Unpad itu punya siapa?”
“Punyaku laaah …. awas jangan ke Unpad ya!” kata Erika seraya melotot ke arah Ilham. Yang dipelototin tetap santai sambil melihat gadis itu berjalan memesan makanan ke kantin Pak Nana.
Beberapa saat kemudian Erika membawa piring nasi dan segelas teh ke arah meja yang masih kosong. Ketika gadis mulai makan, ia tidak tahu kalau Ilham sudah berdiri di sampingnya sambil menahan tawa. Rupanya Erika tahu.
“Ngapain di sini! Sana pergi!”
“Aku sudah selesai makan kok!”
“Ya sudah sana pergi! Eeeehhh… kok malah ketawa!”
“Hahaaahaa….. Erika! Kamu nggak sadar makanmu ngikutin aku? Nasi, sayur lodeh, telur ceplok dan jamur crispy? Hahaaa……!”
“Apa? Ngawur kamu!”
“Tanya ke Bu Nana sana! Jangan ngikutin aku ke Unpad ya?! Haha…. Ternyata kamu malah ngikutin menu makanku!”
Gadis itu marah, berdiri dan menabok lengan Ilham. Plak! Ilham pura-pura meringis menahan sakit, padahan tabokan Erika sama sekali tak dirasakan apa-apa.