Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen: Bayangan di Pelaminan

6 Oktober 2015   23:29 Diperbarui: 6 Oktober 2015   23:59 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kau itu aneh.”

“Akang juga aneh.”

“Kalau begitu katakan, apa yang kau pikirkan hingga berteriak, bahkan meneriakkan Tuhan segala.”

“Tentang pelaminan anak Pak Kandar Kang.”

“Kenapa? Bukankah itu pelaminan yang bikin mereka, putri Pak Kandar dan menantunya  berbahagia.”

“Hati aku terenyuh Kang.”

“Hmh.”

“Kadang-kadang sakit. Setiap kali aku menghadiri hajatan semacam tadi. Selalu ada yang aneh. Yang lama kupendam. Aneh…. Hingga hari ini sepertinya aku tak kuat lagi untuk tidak berteriak.”

“Apa yang aneh?”

“Aku merasa aneh, hingga anak kita dua sudah SMP pula, tetapi aku sering membayangkan kursi pelaminan itu. Suasana hajatan itu.”

“Waktunya sudah lama berlalu Tirah, sudah sekitar tiga belas tahun yang lalu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun