Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel: KYAI KERAMAT (4)

2 Mei 2014   18:04 Diperbarui: 27 Agustus 2018   22:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Aaah… tidak terlalu benar.”

“Pak, hendaknya kita bersyukur atas apa yang kita jalani sekarang. Allah kan telah menunjukkan dengan terang benderang bahwa Sang Kyai diberi ilmu pengetahuan dan karomah yang tidak diberikan kepada orang lain.”

“Hmh … itulah.”

“Kalau orang yang diberi karomah berarti orang itu hatinya bersih Pak.”

“Jadi ibu membela Sang Kyai ya?”

“Tidak. Saya hanya menyimpulkan fakta.”

“Berarti secara tidak langsung ibu juga mengatakan bapak ini hatinya tidak bersih ya?”

“Bukan begitu Pak. Orang yang diberi karomah pasti orang bersih hatinya. Orang yang bersih hatinya belum tentu diberi karomah. Ya mudah-mudahan bapak menjadi orang yang bersih hatinya.”

Assalaamu’alaikum! Tiba-tiba keduanya dikejutkan suara salam dari teras. Keduanya  berhenti berbicara. Kyai Haji Soleh Darajat berjalan membuka pintu.

“Assalaamu’alaikum ustadz!”

“Us… ustadz Hong?! Aaa…aaa…. mari masuk ….. wah… anu…. baru tiba ya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun