Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Inggris Interaktif

26 Maret 2024   14:59 Diperbarui: 31 Maret 2024   22:27 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa adalah benda hidup yang digunakan oleh manusia. Manusia berinteraksi menggunakan beragam bahasa atau cara, misalnya melalui ucapan, isyarat atau kode-kode tertentu. Karena itu mempelajari bahasa sangat efektif dengan mempraktikkannya. Salah satu yang paling efektif adalah melalui interaksi. Interaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ‘hubungan antara satu orang dan yg lain dengan menggunakan bahasa’. Interaktif dapat juga berfungsi sebagai pendekatan dalam mempelajari atau mengajar bahasa. Karena itu pembelajaran bahasa secara umum dan bahasa Inggris secara khusus akan lebih efektif jika menggunakan pendekatan interaktif.

Prasyarat Pembelajaran Interaktif

Untuk bisa berinteraksi diperlukan lebih dari satu orang, artinya bisa 2 atau 3 atau 4 atau lebih. Interaksi yang positif memerlukan suasana yang mendukung dan kerjasama dari semua orang yang berinteraksi. Dalam konteks pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris, diperlukan suasana yang nyaman dan rasa saling percaya di antara para pelaku interaksi. Dengan demikian, maka tidak akan ada hambatan seperti misalnya perasaan takut akan dilecehkan jika membuat kekeliruan dalam berbahasa. Klippel[3] (1984) mengatakan ’the first essential requirement for the use of learner-centred activities … is a relaxed and friendly atmosphere in the group.’ Suasana nyaman tersebut dapat dan harus diciptakan oleh pengajar bersama dengan murid di dalam kelas.

Peran Pengajar

Pengajar atau guru memiliki peran yang penting dalam pengajaran bahasa apapun. Pengajar atau guru memang sering dipandang dari akronim ‘guru’ yaitu digugu dan ditiru. Secara esensial memang seperti itu. Namun, perannya dalam mengadministrasikan bahan pembelajaran dan memimpin proses pembelajaran dewasa ini mungkin berbeda dari apa yang diyakini oleh banyak guru atau muridnya sekalipun. Pengajar atau guru saat ini berperan lebih sebagai seorang fasilitator ketimbang sebagai orang yang disebut ‘guru’. Sebagai fasilitator, seorang pengajar harus ‘membantu’ proses pembelajaran agar berjalan dengan positif dan memberikan tanggungjawab untuk belajar kepada siswanya. Seorang fasilitator memberikan alat, menyemangati, membangun rasa percaya diri murid dan mengoreksi jika diperlukan.

Alat seorang fasilitator adalah bahan ajar yang mendukung kegiatan yang interaktif. Menyemangati adalah menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa (bukan memotivasi siswa) dan membangun rasa percaya diri dengan memberi peluang kepada siswa (empowering) untuk melakukan kegiatan yang bermakna dan bertujuan. Koreksi terhadap kesalahan murid dalam praktik berbahasa sebaiknya tidaklah terlalu sering dilakukan, karena bisa menurunkan kepercayaan diri dan membuat murid ragu untuk melakukan kegiatan. Lakukanlah koreksi dengan teknik yang tidak langsung mengoreksi kesalahan murid, atau lakukan dengan memberikan contoh yang benar secara tidak langsung. Klippel (1984) menyampaikan juga tentang cara mengoreksi kesalahan murid “whatever method is chosen, the teacher should be careful no to correct students’ errors too frequently. Being interrupted and corrected makes the students hesitant and insecured in their speech when they should really be practising communication”.

Peran lain yang dapat dilakukan oleh pengajar adalah sebagai pengamat (mengamati dan mencatat apa yang dilaksanakan oleh murid tanpa intervensi) dan murid (ikut berfungsi sebagai murid dan ikut mengerjakan tugas seperti murid, khususnya dalam kegiatan yang memerlukan guru sebagai murid).

10 Prinsip Pembelajaran Bahasa Interaktif

Wilga M Rivers[4] seorang pakar internasional di bidang pengajaran bahasa dan Profesor Emeritus bidang bahasa dan sastra Universitas Harvard merumuskan 10 prinsip pengajaran bahasa interaktif sbb:

1. The student is the language learner (respect them). 

Pengajar harus memperlakukan pembelajar dengan normal dan tidak membeda-bedakan. biarkan gaya belajar setiap pembelajar berkembang sendiri.

2. Language learning and teaching are shaped by student needs and objectives in particular circumstances (TNA). 

Untuk memahami dan menyiapkan bahan pembelajaran yang tepat, perlu dilakukan analisis kebutuhan pembelajaran dengan teknik langsung atau tidak langsung.

3. Language learning and teaching are based on normal uses of language, with communication of meanings (in oral or written form ) basic to all strategies and techniques (info and opinion gap principles; curiosity and natural needs, task based, project based). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun