Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Asrama Putri

14 September 2019   20:57 Diperbarui: 14 September 2019   21:01 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Nala, Pak Maman dan Bu Jannah adalah orang tua yang hilang dan tak pernah dikenali selama hidupnya. Hingga saat ini Nala menjadi wanita mandiri. 

Maka tak heran Nala yang pertama berdiri dan dengan uraian air mata, ia menjerit tak terima pernyataan Pak Maman.

"Bapak jahaaaat!" teriak Nala. "Kenapa? Hanya karena Ibu tak bisa punya anak? Bukankah kami pun anak-anak Bapak? Kenapa? Kenapa Bapak?"

Tak jua sepatah kata pun keluar dari mulut bijak Sudarman Wiryopranoto. Nala menghambur pergi dari halaman belakang, disusul Bu Jannah yang juga tak mampu menahan sedih dan air mata yang tertumpah.

Keheningan tercipta di ruang itu. Benar-benar hening. Sepi. Semua tak ada yang berani bertanya tentang alasan Pak Maman yang ingin menikah lagi.

Satu per satu meninggalkan Pak Maman yang berdiam dalam kebekuan malam. Bahkan Mbok Tum yang sering dipanggil Budhe pun juga tak berani mendekati ruang yang biasanya hangat dengan canda dan tawa anak-anak asrama putri.

Selasa malam itu asrama putri kembali sepi.

*Solo, saat hati ini ingin menyeka luka dengan cerita cinta. Ini cerbung, silahkan tunggu lanjutnya esok hari.... :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun