Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Asrama Putri

14 September 2019   20:57 Diperbarui: 14 September 2019   21:01 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah. Semua kembali ke kamar," kata Pak Maman..Tanpa diulang, para gadis itu pun kembali  ke kamar mereka masing-masing.  

Pak Maman seorang pensiunan TNI AL.Tak pernah ada yang berani padanya. Jangankan melawan, hanya berdehem saja, anak-anak asrama tak pernah ada yang berani bersuara. Semua patuh pada apa pun yang dikatakan beliau. 

Hingga di usia lanjut Bu Jannah dan Pak Maman tak juga dikaruniai anak, mereka lebih memilih untuk menghabiskan sisa waktu berdua dengan menyewakan rumah warisan dari keluarga Bu Jannah.

Selain sebagai kegiatan sampingan, Bu Jannah seringkali merasa nyaman bersama penghuni asrama putri. Baginya mereka berlima adalah anak-anaknya sendiri. 

Pak Maman hanya beberapa kali saja ke asrama. Kadang hanya setiap hariSelasa, saat semua berkumpul bersama. Tetapi akhir-akhir ini Pak Maman sering ke luar kota untuk ikut festival jemparingan.

Kegiatan jemparingan , adalah olah seni memanah ala Jawa yang di dalamnya sarat dengan falsafah Jawa, di mana para pemanah harus duduk bersila,  dan berusaha untuk memusatkan perhatian pada target panahannya. 

Pak Maman seringkali menghabiskan waktu bersama kawan-kawannya . Sejak masa muda dulu, Sudarman Wiryopranoto, yang sering dikenal dengan Pak Maman bahkan sempat menjuarai beberapa lomba olah seni panahan Jawa tersebut. 

Malam ini, Selasa malam. Para gadis di asrama putri telah bersiap dan ikut menyiapkan hidangan ala kadarnya di halaman belakang. Mbok Tuminem chef terhebat di asrama putri sejak siang tadi sudah memasak beraneka ragam masakan. 

"Malam ini Bapak ikut datang, ya Budhe?" tanya Sundari pada Mbok Tuminem, yang biasa dipanggil Budhe.

"Iya, sepertinya ada hal penting," sahut Lyn

"Sebenarnya ada apa yo, Budhe? Kok Bapak kelihatan sangat serius gitu?" tanya Sundari lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun