Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Asrama Putri

14 September 2019   20:57 Diperbarui: 14 September 2019   21:01 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sundari hanya sekali saja melihat Devi tersenyum. Ya, pada waktu pertama kali ia dikenalkan dengan semua penghuni asrama.

Berkenalan dengan semua wanita di asrama itu membuatnya sangat senang. Terkadang ada beberapa dari mereka yang berkumpul di kamarnya. 

Hanya bercanda. Berbincang tentang pekerjaan mereka, lelaki yang mereka sebut sebagai pacar, atau masih dalam incaran, sampai kepada hal-hal yang terkadang sangat tidak penting, seperti bagaimana menjaga kaki supaya tidak berbulu. Untuk satu topik itu, biasanya Nala yang paling jago.

Nala adalah seorang gadis berumur 20-an. Pekerjaannya sebagai seorang penyiar radio, membuat gadis itu lebih banyak bercerita dan punya banyak sekali tema. Bahkan teman-temannya lebih mempercayakan semua informasi terbaru darinya dari pada melihat tayangan entertainment di televisi.

Tubuhnya yang sedikit gempal tak membuatnya lantas bermuram dan tidak percaya diri. Ia seringkali diundang oleh beberapa event organizer sebagai pemandu acara di berbagai event penting di kota ini. 

Pengetahuannya luas, pembawaannya yang selalu ceria membuat semua orang ingin selalu berdekatan dengannya. Keramahannya selalu membuat hangat semua orang di sekitarnya.

Satu orang lagi, yang selalu ikut meramaikan pesta kecil di kamar Sundari. Nama gadis itu Seruni. Seringkali teman-teman memanggilnya dengan nama Runi. 

Umurnya sepantaran dengan Sundari. Namun ia gadis yang sangat pendiam. Kadang tingkah lakunya terlihat aneh.

Runi jarang sekali bercerita. Sepertinya ia hanya ingin melengkapi suasana saja. Sundari lah yang seringkali mengajak Runi berbicara. Namun biasanya, hanya di jawab dengan kata "iya" atau "tidak". Tak lebih dari itu.

Semua orang tak pernah mengerti kebiasaan aneh Runi, saat ia berbicara pada ikan-ikan di akuarium Bu Jannah, atau pada anjing golden retriever milik Pak Joni di sebelah rumah. Kadang saat teman-temannya asik berbincang tentang pria idaman atau artis nan tampan, ia hanya memandangi semut yang berarakan di dinding kamar.

Pernah suatu kali Devi mencoba membunuh seekor kecoa yang tiba-tiba masuk dalam kamar. Tanpa takut Runi melompat dan menghalangi niat Devi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun