Mohon tunggu...
Devita Wijayanti
Devita Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010180

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

18 November 2024   20:58 Diperbarui: 18 November 2024   20:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul PPT Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si. Ak

Mengapa Rasionalisasi Tindakan Korupsi Sering Terjadi di Kalangan Pelaku, dan Bagaimana Hal Ini Mempengaruhi Persepsi Masyarakat?

     Rasionalisasi tindakan korupsi sering terjadi di kalangan pelaku karena beberapa faktor psikologis dan sosial yang kompleks. Proses ini memungkinkan individu untuk membenarkan tindakan mereka yang tidak etis, sehingga mengurangi rasa bersalah dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk terlibat dalam perilaku korupsi. Berikut adalah penjelasan mengapa rasionalisasi ini terjadi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi persepsi masyarakat.

Mengapa Rasionalisasi Tindakan Korupsi Terjadi:

1. Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory)

Menurut teori ini, individu bertindak berdasarkan kalkulasi logis antara manfaat dan kerugian dari tindakan mereka. Pelaku korupsi sering kali melakukan analisis cost-benefit, di mana mereka mempertimbangkan apakah manfaat dari tindakan korupsi (seperti keuntungan finansial) lebih besar dibandingkan dengan risiko atau kerugian (seperti hukuman penjara) yang mungkin mereka hadapi. Jika pelaku merasa bahwa peluang untuk tidak tertangkap lebih besar daripada kemungkinan dihukum, mereka cenderung merasionalisasi tindakan korupsi sebagai pilihan yang rasional.

2. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle)

Donald Cressey mengembangkan teori ini dengan menyatakan bahwa ada tiga elemen utama yang mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan: tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.

  • Tekanan

Tekanan dapat berasal dari kebutuhan finansial, harapan untuk memenuhi target tertentu, atau gaya hidup yang berlebihan. Individu mungkin merasa terpaksa untuk melakukan korupsi guna memenuhi kebutuhan hidup atau menjaga status sosial.

  • Kesempatan

Kesempatan untuk melakukan korupsi meningkat dalam lingkungan di mana pengawasan lemah. Ketika individu merasa bahwa mereka memiliki akses ke sumber daya tanpa risiko tertangkap, mereka lebih cenderung melakukan tindakan korupsi.

  • Rasionalisasi

Pelaku mencari pembenaran untuk tindakan mereka. Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa "semua orang melakukannya" atau "saya hanya mengambil sedikit dari yang seharusnya menjadi milik saya". Proses ini membantu mengurangi rasa bersalah dan membuat tindakan korupsi tampak lebih dapat diterima.

3. Budaya dan Lingkungan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun