Mohon tunggu...
Devita Wijayanti
Devita Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010180

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

18 November 2024   20:58 Diperbarui: 18 November 2024   20:58 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul PPT Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si. Ak

Meningkatkan program edukasi anti-korupsi bagi pejabat publik serta masyarakat umum untuk mengubah persepsi dan rasionalisasi terhadap praktik korupsi.

5. Penguatan Lembaga Anti-Korupsi

Memberikan dukungan lebih besar kepada lembaga seperti KPK dalam hal sumber daya serta wewenang untuk menangani kasus-kasus korupsi besar.

6. Reformasi Pendanaan Partai Politik

Mengatur ulang sistem pendanaan partai politik untuk mengurangi ketergantungan pada sumber dana ilegal.

7. Perlindungan Whistleblower

Memperkuat sistem perlindungan bagi pelapor kasus korupsi untuk mendorong pengungkapan praktik-praktik ilegal.

Kesimpulan

     Korupsi, yang berasal dari kata Latin "corruptio" atau "corruptus," mencerminkan tindakan kebusukan, ketidakjujuran, dan penyalahgunaan wewenang. Istilah ini tidak hanya merujuk pada penyalahgunaan keuangan, tetapi juga mencakup tindakan amoral lainnya yang merugikan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, korupsi telah menjadi masalah serius yang melibatkan berbagai aspek, termasuk budaya, hukum, dan politik.

     Budaya masyarakat Indonesia memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku korupsi. Dari perspektif Robert Klitgaard, faktor monopoli dan diskresi dalam pengambilan keputusan serta kurangnya akuntabilitas menciptakan lingkungan yang kondusif bagi praktik korupsi. Sementara itu, menurut Jack Bologna, tekanan ekonomi dan kesempatan yang luas untuk melakukan korupsi semakin memperburuk situasi.

     Rasionalisasi tindakan korupsi sering terjadi di kalangan pelaku karena mereka mencari pembenaran untuk tindakan tidak etis tersebut. Melalui teori pilihan rasional dan segitiga kecurangan, individu cenderung menilai manfaat dari korupsi lebih besar daripada risiko yang dihadapi. Budaya yang menganggap korupsi sebagai hal biasa semakin memperkuat proses rasionalisasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun