"Eh, calon dokter deh! He...he...he...!!" kataku lagi.
 *****
DI dalam mobil....masih di halaman rumah Omku.
"Eh, Va! Tadi gue lihat ada yang ngintip tuh di balik pohon cemara dekat pos satpam. Gue pikir satpam, tapi waktu gue lihat lagi kayaknya bukan deh?" Aku dan Ana yang duduk di sampingku, hanya saling bertatapan terdiam membisu.
"Nanti gue ceritain di jalan deh La, tapi lo jangan kaget ya?!" Aku mulai menyalakan mesin mobil yang sudah kupanaskan sebelumnya, jadi kami bisa langsung berangkat.
"YAA...jadi kita nggak bisa kemana-mana dong kalo begitu ceritanya? Kenapa nggak lo cari satpam aja sih, Va? Gue kan paling benci kalau harus 'nongkrong' di rumah saja seharian?!" Ela merengut kesal setelah mendengar apa yang kualami tadi pagi.
"Toileet kale 'nongkrong'? Sekali-kali nggak apa-apa dong, La? Nanti lo pinjam film sebanyak-banyaknya yang lo suka deh, La!! Daripada buat bayar satpam, kasihan kan mereka juga pengen liburan. Begadang begadang deh sekalian..." candaku sambil terus konsentrasi pada jalanan yang mulai basah dengan hujan yang rintik--rintik.
"Duuh, bisa nggak sih Bogor bebas dari hujan, sehariii saja..."
"Ini lagi...dasar anak Mami lo, An!! Emang kenapa sih kalau hujan?" kesalku. Aku paling tidak suka dengan orang yang suka mengeluh. Meskipun mereka sahabat yang kadang menyebalkan, tapi mereka tetap sahabatku yang paling setia.
"Yaa...!! Lo kan tau sendiri kalau gue....."
"Paling nggak tahan sama udara dingin!!" ledekku dan Ela bersamaan.