"Semangat banget lo, La?! Ada juga Ulva nih yang baru ketiban musibah. Udah diserempet, ditodong, sepeda ketinggalan pula, nyam...nyam..." Ana mengambil beberapa kacang goreng lalu melempar sebutir demi sebutir kacang gorengnya ke udara lalu berhasil menangkap dengan mulutnya.
SYUT...PLUNG....Kriuk...kriuk....!!
"HAH?! Tapi lo baik-baik saja kan, Va?" Ela meraba-raba tangan dan kakiku yang sudah jelas terlihat baik-baik saja.
Pliss deh?! Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil menutup pintu kamar yang masih terbuka lebar. Pasalnya aku kurang suka berada di kamar dengan pintu yang terbuka. Mengganggu privacy saja.
*****
 ANA dan Ela adalah sahabatku sejak SMP. Saat di bangku SMU kami tetap satu sekolah meskipun berbeda kelas. Hingga sekarang kami baru berbeda kampus karena kami memilih fakultas yang kami sukai. Ana di fakultas ekonomi manajemen, Ela di fakultas kedokteran, sedangkan aku lebih suka mengambil jurusan sekretaris di sebuah tempat dimana kami biasa hangout. Sekarang kami sedang menghabiskan liburan akhir tahun yang lumayan panjang sambil menunggu rumah Omku yang kosong. Maklum, Tanteku dan anak--anaknya sedang ikut Omku yang mendapat tugas dari kantornya ke negeri 'Paman Sam' selama setahun.
KAMI pun saling bercerita tentang perjalananku ke Bogor, kemudian Ana, disusul Ela yang baru sampai karena rumahnya yang paling jauh.
"Ya sudahlah kita berangkat sekarang, tapi apa lo nggak capek, La? Kan lo baru sampai?" tanyaku sambil memakai Liontin pemberian Omku. Ini hadiah ulang tahunku yang kedua puluh beberapa bulan yang lalu.
"Yaa! Sedikit sih, tapi lo kan tahu gue..."
"Paling nggak betah diam di rumah!!" jawabku dan Ana bersamaan.
"Dasar dokter gaul...!!" kataku sambil mengambil tas di nakas.