Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sastra: Menolak Suara Perempuan Subaltern dalam Novel "Larasati"

23 November 2021   09:29 Diperbarui: 23 November 2021   09:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali air mata membasahi matanya yang baru sebentar tadi kering. (hlm. 30)

 

Apa yang diperlihatkan dalam dialog di atas adalah terjadinya pergeseran kekerasan dari kekerasan seksual menjadi kekerasan psikis yang ditujukan pada Larasati. Kekerasan psikis tersebut berupa ancaman dan pelecehan harga diri Larasati. Dalam kondisi ini, Larasati hanya bisa menahan perasaan amarahnya karena tersudut di antara kepungan superioritas laki-laki yang menganggapnya sebagai ancaman.

Selain dianggap sebagai ancaman, Larasati memiliki sisi lain yang dipandang dapat memberikan keuntungan. Identitas subjektifnya sebagai bintang film terkenal dinilai Marjohan dapat mengangkat reputasi dan karirnya di bidang perfilman. Ia melakukan negosiasi dengan tujuan untuk mengeksploitasi kepopuleran dan kemolekan tubuh Larasati demi kepentingan pribadinya.Marjohan telah menempatkan dirinya sebagai kaum kapitalis dan propagandis yang memiliki hasrat untuk menjadikan Larasati sebagai komoditi utamanya.

 

Ia kenal dia - Mardjohan -- di jaman Jepang seorang announcer sebentar lagi bakal banjir propaganda dari mulutnya yang jorok itu, ia memperingatkan dirinya sendiri. Kalau didiamkan akan bertekuk lutut. Tapi merajalela kalau dilayani.

"Kalau sudah bikin film?"

"Aku sekarang produser, sutradara -- segala-galanya." 

Waktu dia cerita Larasati tidak tertarik. (hlm.29)

 

"Sekutu apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun