Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sastra: Menolak Suara Perempuan Subaltern dalam Novel "Larasati"

23 November 2021   09:29 Diperbarui: 23 November 2021   09:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal menarik yang terdapat dalam kutipan di atas adalah adanya kontradiksi antara penilaian Mardjohan dan "permainan" Larasati. Ketika Mardjohan mengambil tangan Larasati dan menciumnya, Larasati sengaja membiarkan dan tertawa dalam hati karena berhasil mempermainkan penilaian Mardjohan. Akhirnya Mardjohan pun mengakui keberanian Larasati. Artinya, ia tetap kalah menghadapi keteguhan hati Larasati. Dialog selanjutnya mempertegas hal ini.

 

"Lebih baik jangan ganggu aku, Djohan."

"Aku tak mengganggu Ara. Aku berbuat hanya sebagai sekutu."

Larasati menjadi jengkel. Apakah yang ada dalam hati dan otak orang semacam Mardjonah ini? Mungkin hanya duit dan makan enak, seperti sebuah lemari yang mau segala barang tetapi tiada sesuatu yang lebih berharga dari itu.

"Kapan kau hancurkan aku, Djohan? aku toh tak berarti apa-apa? Biar besok atau lusa kau jadi orang penting. Tapi bersakutu denganmu sayang sekali, Djohan, tidak mungkin."       

"Kau tudak dapat lapangan di film."

"Bumi revolusi masih luas. Bumi jajahan terlampau sempit semua orang yang penting di bumi menjajah ini tidak lebih dari kau! Juga kolonelmu sendiri lebih hina dari kau lebih tinggi kedudukannya."

"Kau tidak seperti dulu, Ara."

"Tentu saja tidak ada gunanya revolusi kalau tidak bisa mengubah aku?"

"Aku singa garang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun