Mohon tunggu...
Della Safitri
Della Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Ahmad Siddiq Jember

Assalamualaikum teman -teman bertemu lagi dengan saya dela safitri saya mahasiswa Uin Khas Jember,hobi saya mebaca ,umur saya 19 tahun .Saya berdomisili di desa kalibaru,banyuwangi .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pembelajaran Pencapaian Konsep

6 Juni 2024   17:12 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Definisi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

  • Secara umum, "model" adalah kerangka konseptual yang berfungsi sebagai peta jalan untuk melaksanakan suatu tugas. Dengan kata lain, "model" dicirikan sebagai tiruan atau penggambaran benda sebenarnya, seperti bola dunia yang merupakan model Bumi. Model pembelajaran digambarkan sebagai kerangka konseptual kegiatan pembelajaran karena belajar bukanlah sesuatu yang bersifat fisik.
  • Model pembelajaran adalah suatu struktur konseptual yang menggambarkan prosedur-prosedur metodis dalam menyiapkan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, menurut Winataputra (dalam M. Imamuddin). Ini berfungsi sebagai peta jalan bagi para pendidik dan perancang pembelajaran ketika mereka mengatur dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran menawarkan kerangka sistematis untuk mengarahkan proses pembelajaran dan menghasilkan hasil yang diharapkan.[1].
  •  
  • Pada dasarnya, model pembelajaran adalah suatu bentuk pembelajaran yang diuraikan dari awal hingga akhir dan disajikan secara unik oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah panduan atau kerangka kerja untuk melaksanakan suatu cara, metode, dan teknik pembelajaran.
  •  
  • Syaiful Sagala juga menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menjelaskan prosedur sistematis dalam mengatur kesempatan belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Guru dan perancang pembelajaran dapat menggunakan model ini sebagai acuan ketika mengatur dan melaksanakan desain pembelajaran[2].
  •  
  • Salah satu cara untuk menilai efektivitas pembelajaran guru adalah dengan melihat seberapa kreatif siswa dalam memperoleh materi baru. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting untuk mendukung guru dalam mengajar.
  •  
  • Topik Model Pembelajaran Prestasi merupakan salah satu teknik pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami suatu mata pelajaran tertentu. Model ini awalnya dikembangkan oleh Joyce dan Weil dengan tujuan untuk mendorong analisis dan pengembangan konseptual bersama dengan pemikiran induktif. Hal ini berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Jerome Bruner dan kawan-kawan. Model Pencapaian Konsep, secara teori, adalah metode pendidikan yang menginstruksikan siswa tentang konsep melalui penggunaan data. Dalam metodologi ini, siswa diminta mengamati data setelah guru memberikan contoh atau data kepada mereka. Siswa akan membuat abstraksi berdasarkan penemuan ini..
  •  
  • Dalam model ini, aktivitas dan interaksi siswa dikendalikan oleh guru. Kegiatan pengendalian dapat dilakukan dalam bentuk dialog bebas. Penyelenggaraan kegiatan bertujuan untuk mendorong siswa lebih menunjukkan inisiatif dalam melakukan proses induksi dan sekaligus meningkatkan pengalamannya dengan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
  •  
  • Model Pembelajaran Pencapaian Konsep merupakan salah satu jenis model pembelajaran pengolahan informasi, di mana model ini lebih menekankan pada proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan keterampilan siswa selama proses pembelajaran. Menurut Eggen dan Kauchak, Model Pencapaian Konsep dirancang untuk membantu siswa dari berbagai usia mengembangkan dan memperkuat pemahaman konseptual serta melatih keterampilan berpikir kritis. Dalam model ini, siswa menemukan konsep melalui contoh-contoh yang menonjolkan karakteristik konsep tersebut, bukan diajarkan cara merumuskannya[3].

 

Richard E. Mayer menyatakan bahawa mayer menekankan pentingnya pembelajaran aktif dan konstruktif untuk mencapai pemahaman konseptual yang mendalam.Pendekatan tujuan pendekatan pendidikan bertujuan untuk memberikan siswa informasi untuk menyediakan terstruktur dan relevan dalam format yang sesuai.Ini juga mendorong pemikiran kritis dan membangun hubungan dengan pengetahuan sebelumnya [4].

 

Ada dua hal penting dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep:

 

1. Menilai Tingkat Realisasi Konsep

 

Kompleksitas ide dan perkembangan kognitif peserta didik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prediksi tingkat pencapaian konsep peserta didik. Meskipun beberapa siswa mampu memperoleh konsep pada tingkat taksonomi atau formal yang lebih tinggi, siswa lainnya mempelajari konsep pada tingkat konkrit atau identifikasi yang lebih rendah.

 

2. Analisis konsep

 

 Analisis konseptual merupakan metode yang dirancang untuk membimbing guru dalam perencanaan pembelajaran guna menerapkan suatu konsep. Dalam melakukan analisis konseptual, guru harus mempertimbangkan beberapa hal, termasuk (1) identifikasi nama konsep, (2) penjelasan atribut standar dan atribut variabel, (3) definisi konsep, (4) pengenalan konsep dan contoh serta non-contoh, dan (5) pemahaman hubungan antara konsep dengan konsep lainnya.

 

Dari konsep-konsep yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep serupa, yaitu untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep yang menjadi dasar suatu bidang studi. Hal ini dilakukan melalui proses eksplorasi, konstruksi pemahaman, dan penerapan dalam konteks yang relevan, sehingga memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan aplikatif.

 

 

B.Unsur-unsur Model Pembelajaran Pencapaian Konsep 

 

              Konsep pembelajaran mengimplikasikan beragam aktivitas mental yang dilibatkan oleh siswa. Untuk memperoleh pemahaman konsep dengan cepat, pendekatan ilmiah diperlukan dalam memahami aktivitas mental siswa, yang meliputi analisis perilaku, observasi, dan penyajian pertanyaan yang merangsang pikiran siswa selama proses pembelajaran. Analisis perilaku bertumpu pada evaluasi fungsi mental siswa.

 

               Selanjutnya, guru memberikan contoh-contoh dan mengecek pemahaman siswa dengan bertanya apakah mereka masih mempertahankan gagasan yang sama. Guru terus memberikan contoh hingga sebagian besar siswa yakin dengan gagasan yang mereka kembangkan melalui proses pembelajaran. Pada titik ini, guru meminta satu siswa untuk membandingkan gagasan teman sejawatnya dengan gagasannya sendiri, serta bagaimana teman tersebut menanggapi ide tersebut.

 

               Model Pencapaian Konsep, sebagai varian dalam kategori model pengolahan informasi, memiliki struktur yang diuraikan oleh Joice dan Well sebagai berikut:

 

       1.Sintak

 

               Model Pembelajaran Pencapaian Konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan data untuk mengedukasi siswa tentang konsep-konsep tertentu. Proses pembelajaran dimulai dengan guru menyajikan data atau contoh, lalu mengajak siswa untuk memperhatikan informasi tersebut. Melalui pengamatan itu, siswa dipandu untuk mengembangkan konsep-konsep abstrak dan mengenali karakteristik dari konsep yang sedang dipelajari.

 

Menurut Joice dan well  Model Pencapaian konseptual memiliki tiga tahapan Kegiatan sebagai berikut[5]:

 

a. Tahap pertama: Sajikan informasi dan Identifikasi konsep.

 

(1). Pengajar menunjukkan contoh yang diberi penanda.

 

(2). Murid membandingkan karakteristik dalam contoh dan yang bukan contoh.

 

(3). Murid merumuskan dan menguji dugaan.

 

(4). Murid merumuskan definisi tentang konsep berdasarkan karakteristik utama atau esensial.

 

b. Tahap kedua: Menguji kemampuan menerapkan konsep.

 

(1) Murid mengidentifikasi tambahan contoh yang tidak diberi penanda "ya" atau "tidak".

 

(2) Pengajar mengonfirmasi dugaan dan menyebutkan kembali definisi konsep sesuai dengan karakteristik pokoknya.

 

c. Tahap ketiga: Menganalisis strategi berpikir.

 

(1). Murid menyatakan pemikirannya.

 

(2) Murid berdiskusi tentang asumsi dan karakteristik konsep.

 

(3) Murid berdiskusi tentang asumsi.

 

2.Sistem Sosial

 

       Model sosial dalam pencapaian konsep merujuk pada kondisi atau lingkungan sosial serta aturan-aturan yang berlaku dalam mewujudkan suatu konsep. Struktur model ini cenderung bersifat moderat. Guru memiliki kontrol atas aktivitas namun dapat mengembangkan aktivitas ini menjadi aktivitas dialog bebas selama tahap ini. Dengan menyelenggarakan kegiatan diharapkan siswa lebih berinisiatif untuk melakukan proses induksi dan sekaligus meningkatkan pengalamannya dengan mengikuti kegiatan pembelajaran.

 

3. Prinsip Respons

 

Prinsip respons dalam Model Pencapaian Konseptual adalah panduan yang menggambarkan cara guru harus memandang dan menanggapi siswa, termasuk cara mereka harus merespons kekhawatiran siswa. Prinsip reaksi dalam model ini dapat diringkas sebagai berikut:

 

a. Memberikan dukungan dengan fokus pada jalannya diskusi yang bersifat hipotetis.

 

b. Membimbing siswa dalam menguji hipotesis dari orang lain.

 

c. Mengarahkan perhatian siswa pada contoh-contoh konkret.

 

d. Mendukung siswa dalam berdiskusi dan mengevaluasi strategi berpikir yang mereka gunakan.

 

  4. Sistem pendukung

 

              Sistem yang mendukung pelaksanaan model konseptual mencakup semua sarana, materi, dan peralatan yang diperlukan untuk menerapkan model tersebut. Materi pendukung bisa berupa gambar, foto, diagram, slide, rekaman, spreadsheet, dan informasi yang disusun menjadi unit-unit yang memberikan contoh.

 

              Diperlukan suatu sistem yang menawarkan beragam contoh dan non-contoh dalam model pembelajaran untuk mencapai tujuan konseptual tersebut. Agar siswa dapat melihat contoh-contoh yang memadai dan pada akhirnya memahami konsep-konsep yang terdapat dalam contoh-contoh ini, penting bagi mereka untuk memiliki akses ke sistem pendukung ini. Dalam metode ini, dengan bantuan contoh, siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep baru tetapi juga mengembangkan pemahaman menyeluruh terhadap mata pelajaran yang diajarkan sebelumnya.

 

              Dengan demikian, model pembelajaran pencapaian konseptual dapat dipandang sebagai metode pengajaran yang dimaksudkan untuk mengatur informasi sedemikian rupa sehingga memfasilitasi perolehan konsep-konsep kunci yang tepat dan efektif. Dengan kata lain, pendekatan ini menyoroti perlunya siswa untuk membangun kerangka konseptual dengan kemampuan terbaik mereka selain mengklasifikasikan fakta untuk mengembangkan konsep.

 

C. Dampak Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

 

  • Tujuan dari menggunakan suatu model pembelajaran adalah untuk mendukung pencapaian hasil pembelajaran yang optimal, dengan hasil belajar sebagai fokus utama pembelajaran dan hasil pembelajaran yang bersifat pendukung. Menurut Joice & Weils (2000), tujuan utama pembelajaran disebut sebagai dampak instruksional dari model tersebut, sementara tujuan pendukung disebut sebagai dampak pengasuhan model[6].
  •  
  • Dampak instruksional dari model pencapaian konseptual adalah hasil pembelajaran yang diperoleh melalui arahan langsung siswa menuju tujuan yang diinginkan. Sementara itu, efek pendukung dari model pencapaian konseptual adalah hasil pembelajaran tambahan yang timbul akibat proses pembelajaran, terciptanya lingkungan belajar yang langsung dirasakan oleh siswa tanpa bantuan langsung dari guru[7].

 

Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengaruhnya terhadap siswa. Berikut adalah efek-ekek instruksional dan pengaruh-pengaruh pendukung dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep.

 

  • Dampak Instruksional
  • Perintah Buku Teks 
  • Pengajaran dan pelatihan teknik kognitif (strategi pembelajaran), baik dalam memahami materi maupun dalam memecahkan masalah, merupakan salah satu ciri yang membedakan model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan metakognitif selain model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru. Proses pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga akan memaksimalkan jumlah konten pembelajaran yang dikuasai.Kapasitas Metakognitif
  •  dalam Memahami Materi Pelajaran Kapasitas metakognitif dalam memahami materi pelajaran merupakan peredam pembelajaran dalam model pembelajaran ini karena siswa diberikan kecepatan yang pelan dan mantap untuk meningkatkan kapasitas metakognitifnya di luar kelas yang merupakan tujuan utama. Kemampuan metakognitif memahami isi Model Pembelajaran Konsep Pencapaian meliputi kemampuan memilih, menerapkan, dan memantau strategi pembelajaran, seperti: membuat peta konsep, membuat diagram konsep, membuat kerangka konsep, dan membuat diagram konsep. Dalam gaya mengajar tradisional, guru biasanya mengharapkan siswa memahami materi dengan baik, namun mereka juga sering mendidik dan melatih siswa tentang strategi pembelajaran agar mereka dapat memahami materi. Sebaliknya, dalam gaya mengajar ini, siswa diajarkan dan dilatih untuk mengidentifikasi, memanfaatkan, dan memantau strategi kognitif dalam memahami materi.
  • Penggunaan Keterampilan Metakognitif dalam Pemecahan Masalah
  • Model pembelajaran ini memperlakukan keterampilan metakognitif dalam pemecahan masalah sebagai hasil pelatihan. Hal ini agar siswa dapat mempelajari konsep matematika sekaligus diarahkan langsung untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah metakognitifnya. Kemampuan memilih, menerapkan, dan mengatur strategi pembelajaran untuk mengatasi permasalahan pembelajaran merupakan salah satu keterampilan metakognitif pemecahan masalah yang ditonjolkan dalam Model PMKM. Ini mencakup penerapan heuristik serta proses berpikir induktif, deduktif, maju, dan mundur. Dalam konteks pendidikan tradisional, guru sering kali menyoroti keterampilan pemecahan masalah siswanya tanpa memberikan bimbingan atau praktik dengan teknik yang berguna. Di sisi lain, pendekatan pembelajaran ini mengajarkan dan melatih siswa untuk memilih, menerapkan, dan mengatur teknik kognitif.

 

2. Konsekuensi yang Sesuai

 

  • Mendapatkan Lebih Banyak Kemandirian Belajar 
  •  
  • Siswa dapat menjadi pembelajar mandiri jika mereka memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional di samping kapasitas untuk menggunakan dan mengatur berbagai teknik kognitif. Dengan latihan yang konsisten, siswa akan dapat memilih metode kognitif berdasarkan kesulitan tantangan yang mereka hadapi, kompleksitas konten yang dipelajari, dan preferensi belajar pribadi mereka.
  •  
  • Peningkatan Keaktifan dalam Pembelajaran 
  •  
  • Konsep ini memiliki beberapa langkah yang meningkatkan peluang siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan mereka. Untuk memanfaatkan metode kognitif yang berbeda untuk memahami konten dan memecahkan masalah, keterlibatan siswa dalam proses ini sangatlah penting.
  •  
  • Pembentukan Sikap Positif 
  •  
  • Berkembangnya lingkungan belajar yang menyenangkan merupakan dampak lebih lanjut dari partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan kapasitas mereka untuk memilih, menggunakan, dan mengelola berbagai teknik kognitif. Siswa tidak lagi merasa tertekan untuk berprestasi dalam disiplin ilmunya. Oleh karena itu, mempraktikkan model pembelajaran ini juga dapat membantu membentuk sikap positif siswa terhadap pembelajaran.
  •  
  •                         Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung oleh Saripuddin menemukan bahwa penggunaan Model Concept Achievement Learning meningkatkan kemampuan berpikir orisinal siswa SMA ketika mempelajari topik geometri. Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Concept Achievement biasanya mempunyai nilai tes kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Concept Achievement.
  •  

  •  
  • D.Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep 
  •  
  • Penerapan model pembelajaran pencapaian konsep dimulai dengan mengilustrasikan konsep yang dipelajari melalui contoh konkret, kemudian menganalisis contoh-contoh yang muncul dari penjabaran konsep tersebut. Aspek yang krusial dalam menggunakan model ini adalah seleksi contoh yang relevan dengan pemahaman konsep siswa, yang seharusnya merujuk pada konteks yang sudah dikenali oleh siswa. Secara substansial, model pembelajaran pencapaian konsep dengan menggunakan data merujuk pada strategi pengajaran yang mengedepankan pemanfaatan data atau contoh sebagai alat untuk menyampaikan konsep kepada siswa. Dalam pendekatan ini, guru memulai pembelajaran dengan menyuguhkan data atau contoh, dan kemudian mengajak siswa untuk mengamati dan menganalisis data tersebut.                                 
  •  
  • Model pembelajaran Pencapaian Konsep dalam proses pembelajaran melibatkan tiga tahapan utama[8]:
  •  
  • Pemaparan dan Identifikasi Konsep
  •  
  • a. Guru menyajikan contoh yang telah diberi tanda khusus atau ditandai.
  •  
  • b. Siswa melakukan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan dari contoh yang telah disajikan.
  •  
  • c. Siswa menguji hipotesis yang mereka miliki dan mengambil keputusan berdasarkan analisis yang mereka lakukan.
  •  
  • d. Siswa memberikan penafsiran yang sesuai dengan karakteristik penting dari contoh yang telah dipelajari.
  •  
  • Evaluasi Prestasi Konseptual yang Meliputi Ragam Kegiatan 
  •  
  • a. Murid menyajikan contoh tambahan tanpa tanda khusus.
  •  
  • b. Guru menjelaskan hipotesis lebih lanjut, nama konsep, dan definisi yang sesuai dengan karakteristik utama.
  •  
  • c. Murid memberikan tambahan contoh.
  •  
  •  Analisis Keterampilan Berpikir Strategis 
  •  
  • a. Siswa menjelaskan proses berpikir mereka.
  •  
  • b. Siswa berdiskusi tentang hipotesis dan sifat-sifatnya.
  •  
  • c. Siswa berdiskusi tentang variasi dan jumlah hipotesis.
  •  
  • Penjelasan mengenai tahapan model pembelajaran Pencapaian Konsep di atas adalah sebagai berikut:
  •  
  • Pada tahap pertama, guru menyampaikan data kepada siswa, yang terdiri dari contoh-contoh yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa diminta untuk mengidentifikasi konsep dan menjelaskan maknanya berdasarkan ciri-ciri yang telah diberikan.
  •  
  • Tahap kedua melibatkan siswa dalam menguji pemahaman mereka terhadap konsep. Mereka diminta untuk mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang terkait dengan konsep tersebut atau menyajikan contoh-contoh baru. Guru kemudian mengkonfirmasi pemahaman siswa dan membantu mereka memperbaiki pemahaman yang salah.
  •  
  • Pada tahap ketiga, siswa diminta untuk menganalisis atau mendiskusikan strategi yang digunakan dalam memahami konsep tersebut. Perbedaan strategi yang muncul di antara siswa merupakan pembelajaran yang memungkinkan mereka untuk memilih strategi yang paling efektif dalam memahami suatu konsep
  •  

  •  
  • E.Tujuan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

 

Penerapan model pencapaian konsep dimulai dengan mengilustrasikan secara konkret bagaimana suatu konsep diterapkan dalam situasi nyata. Kemudian, melalui pengamatan terhadap contoh tersebut, siswa memperoleh pemahaman tentang definisi konsep tersebut. Komponen penting dari penggunaan model ini adalah seleksi contoh yang relevan dengan konsep yang sedang diajarkan, yaitu contoh yang sudah dikenal oleh siswa. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk menghubungkan konsep baru dengan konsep sebelumnya guna memastikan bahwa pembelajaran memiliki signifikansi yang bermakna bagi mereka..

 

Secara umum, penerapan model pembelajaran konsep memiliki dua tujuan utama:

 

  1. Tujuan Model

 

Menurut Eggen dan Kauchak seperti yang dikutip oleh Huda, tujuan utama dari model konsep adalah meningkatkan pemahaman konsep secara lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Selain itu, Model ini mendukung siswa dalam memperoleh pemahaman yang mendalam tentang keterkaitan antara konsep-konsep yang dijelaskan. Secara sederhana, keberhasilan penerapan model ini lebih besar ketika siswa telah memiliki pengalaman sebelumnya dengan konsep yang sedang dipelajari, daripada bagi siswa yang belum mengenal konsep tersebut. Dalam menerapkan model pencapaian konseptual untuk mencapai target materi, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan:

 

a. Model Pencapaian Konsep ditujukan khusus untuk mengajarkan konsep saja, dengan fokus pada pemahaman konsep.

 

 b. Siswa yang diajarkan suatu konsep menggunakan model pencapaian konsep harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut.

 

  1. Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa 

 

Model outcome konseptual lebih menekankan pada pengembangan berpikir kritis siswa melalui uji hipotesis. Pembelajaran harus menekankan bagaimana siswa menganalisis hipotesis yang ada dan alasan di balik penerimaan, modifikasi, atau penolakan hipotesis tersebut. Siswa harus dilatih untuk membuat kesimpulan yang berbeda, seperti contoh dan non-contoh tandingan, dll.

 

Oleh karena itu, penting untuk menekankan tujuan pembelajaran pada pengembangan hubungan antar konsep dan konsep yang terkait, serta latihan berpikir kritis, terutama dalam merumuskan dan menguji hipotesis. Bagian penting dari perencanaan pembelajaran adalah guru harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang mereka harapkan dari siswa mereka.

 

Dapat disimpulkan dari beberapa tujuan di atas bahwa tujuan utama dari model pembelajaran pencapaian konsep adalah dua:

 

 a. Pemahaman Konsep: Siswa diharapkan memiliki pemahaman menyeluruh tentang konsep yang diajarkan, termasuk ciri-ciri dan keterkaitannya dengan konsep lain yang sudah mereka ketahui.

 

b. Proses Pembentukan Konsep: Selain memahami konsep itu sendiri, siswa juga diharapkan memahami proses pembentukan konsep, termasuk kemampuan mereka untuk mengidentifikasi ciri-ciri suatu konsep dan membedakan antara contoh dan bukan contoh.

 

 

F.Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

 

Siswa dituntut mampu mengingat kembali konsep-konsep sebelumnya dan menghubungkannya dengan konsep-konsep baru yang dipelajarinya dalam konteks pembelajaran dengan model pencapaian konsep. Setiap paradigma pembelajaran populer dalam pendidikan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

 

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, guru harus melatih kreativitas dalam memilih model pembelajaran yang relevan. Pemilihan model pembelajaran yang salah dapat mengakibatkan pembelajaran tidak efektif dan menyulitkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

 

Berikut kelebihan dan kekurangan model pembangkitan konsep:

 

1.Kelebihan model pembelejaran Pencapaian Konsep

 

a. Guru segera memberikan penyajian data yang menggambarkan topik yang dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

b.Pemerolehan konsep melatih konsep siswa, menghubungkannya dengan kerangka yang ada, dan memberikan pemahaman materi yang lebih mendalam.

 

c. Pencapaian konsep meningkatkan pemahaman siswa terhadap pengetahuan konseptual.

 

2.Kekurangan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep

 

a.Siswa yang pemahamannya rendah sulit mengikuti pembelajaran, karena siswa diarahkan untuk memecahkan permasalahan yang muncul.

 

b.Tingkat keberhasilan akademik ditentukan berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru.

 

c. Membuat dan mengembangkan perangkatmembutuhkan banyak waktu.

 

d. Apabila jumlah siswa dalam satu kelas sangat banyak,guru kesulitan membimbingsiswanya.

 

e. Membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi.

 

Menurut Eggen, salah satu keunggulan dari model pembelajaran ini adalah bahwa prosesnya dapat disajikan sebagai kompetisi, yang membuat guru dan siswa merasa senang karena siswa berusaha mengidentifikasi ide-ide (konsep) mereka sendiri. Model ini terbukti sangat efektif dalam menyajikan informasi yang terstruktur di berbagai bidang, memperkuat kemampuan belajar dengan lebih efisien dan mudah, serta dapat disesuaikan dengan berbagai tingkatan usia. Selain itu, model ini memungkinkan diversifikasi kegiatan di kelas dan meningkatkan motivasi siswa.

 

Menurut Suherman, keunggulan model pembelajaran pencapaian konsep terletak pada efisiensinya dalam menyajikan informasi terstruktur di berbagai bidang studi, meningkatkan kemampuan belajar dengan cara yang lebih mudah dan efektif, serta dapat digunakan oleh berbagai kelompok usia[9].

 

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran prestasi memiliki keunggulan tertentu. Model ini mendorong pengembangan pemikiran kritis dan pemahaman konsep siswa, dengan siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran melalui observasi dan analisis informasi untuk menarik kesimpulan

 

Namun model ini juga memiliki kelemahan. Siswa dengan kemampuan belajar rendah mungkin kesulitan mengikuti pembelajaran karena harus berpikir induktif dan analitis. Selain itu, penerapan model ini mungkin memerlukan persiapan yang lebih ekstensif dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan metode ceramah standar.

 

 

                       

 

  •                      
  •      






 

 

 

BAB III

 

PENUTUP

 

  • Kesimpulan

 

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

 

  • Model pembelajaran pemerolehan konsep adalah suatu metode pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap konsep-konsep yang diajarkan, daripada hanya menghafal fakta.
  •  Komponen pencapaian konseptual Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai model yang dibangun untuk mengatur informasi sedemikian rupa sehingga memfasilitasi perolehan konsep-konsep kunci secara akurat dan efisien. Pendekatan ini menyoroti bahwa selain mengklasifikasikan data, siswa juga harus, dengan kemampuan terbaiknya, membuat struktur konsep menggunakan prinsip respons dan sistem pendukung..
  • Dapat di simpulkan bahwa Model pembelajaran prestasi konsep banyak memberikan dampak positif bagi siswa, seperti peningkatan pemahaman konsep, pengembangan kemampuan berpikir kreatif, peningkatan motivasi belajar.
  • Model Pembelajaran Tahapan Pemahaman membantu siswa memahami materi secara bertahap. Setiap langkah memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih dalam mulai dari pengenalan konsep hingga implementasi dan refleksi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghubungkan konsep dengan pengalaman mereka sendiri dan menerapkannya pada situasi nyata, yang pada gilirannya memperkuat pemahaman mereka.
  • Tujuan dari model pembelajaran pencapaian konsep yaitu untuk membangun pemahaman konsep yang mendalam pada  siswa,mengembangkan kemampuan berfikir kritisdan kemampuan memecahkan masalah,meningkatkan kemampuan kolaborasi dan  komunikasi
  • Model kinerja konseptual mempunyai kelebihan dalam mengembangkan pemikiran kritis dan pemahaman konsep siswa. Siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati dan menganalisis informasi untuk menarik Kesimpulan. model ini juga memiliki kelemahan. Siswa dengan kemampuan belajar rendah mungkin kesulitan mengikuti pembelajaran karena harus berpikir induktif dan analitis. Selain itu, penerapan model ini mungkin memerlukan persiapan yang lebih ekstensif dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan metode ceramah standar

 

 

 

                        

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Refrensi

 

Eggen dan Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.(2012).

 

E, Suherman. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Siswa Matematika, Depdikbud. Jakarta.1996.

Hamzah B Uno, Model pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Immamuddin.M. "Implementas Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika.Jurnal Pendidikan Matematika IAINm.imamuddin76@yahoo.co.id    (2016).

Joyce Bruce, dkk, Models of Teaching, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.

Richard,E,Mayer.Should There Be a Strikes Rule Againts Pure Discovery Learning.59(1)14-19.

Saripuddin,M.Pengaruh Model PembelajaranPencapaian Konsep Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA Pada Materi Pokok Geometri.Jurnal Pendidikan Islam .2016.

  Syaiful Sagala.Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. http://repository.unpas.ac.id/30661/6/BAB%20II.pdf. Akses 4 Juni 2024.22.25.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun