Masyarakat Tengger menerima dan mengadaptasi budaya global, tetapi sembari terus mengkontestasinya secara strategis dengan model hibriditas budaya. Praktik budaya modern seperti pertanian dan pariwisata tidak ditolak, tetapi dibawa masuk dan dimainkan untuk kepentingan individual dan komunal mereka, seperti keberlanjutan budaya dan religi leluhur.
Posisi ideologis ini memiliki keunggulan tersendiri terutama dalam hal penyebarluasan budaya lokal di segala usia, meskipun orang lain akan menganggap pelaku aktifnya sebagai orang tradisional. Warga Tengger bisa menjalankan budaya leluhur secara fleksibel dengan memaknai secara kreatif budaya global sehingga mereka tidak sepenuhnya larut.
Itulah yang disebut kontestasi strategis di mana masyarakat lokal melakukan dekonstruksi terhadap kemutlakan pengaruh global dan ekonomi kapitalisme dengan tetap menghadirkan dan memperjuangkan nilai dan praktik budaya lokal di ruang transformatif yang diwarnai elemen-elemen modernitas.
Namun, posisi ideologis komunitas Tengger hanya dapat terbentuk terus-menerus dalam jangka panjang jika mereka selalu berbagi formasi, praktik, dan representasi diskursif kolektif dari produk budaya dan ritual mereka sebagai cara strategis untuk menyebarkannya sebagai ideologi konsensual.
Posisi budaya lokal sebagai ideologi konsensual akan membuat anggota komunitas percaya dan mempraktikkan kapasitas dan kapabilitas budayanya sebagai kekuatan identitas dalam masyarakat transformatif.
Jika masyarakat lokal tidak dapat mempercayai budaya lokalnya sebagai bagian penting dan melekat dalam kehidupannya, maka budaya lokal hanya akan menjadi pertunjukan formal dan ritual belaka tanpa fungsi strategis dalam melawan hegemoni budaya global.
Maka, budaya lokal hanya menunggu waktu kepunahannya dan masyarakat lokal akan menjadi subjek diskursif yang mengikuti budaya dan pengetahuan global secara normal sebagai rezim kebenaran dalam kehidupan sehari-harinya, jika mereka tidak mampu mengkontestasinya dalam siasat-siasat strategis.
Rujukan
Althusser, Louis.1971. Lenin and Philosophy. New York: Monthly Review Press.
Appadurai, Arjun. 2001. “Disjuncture and Difference in the Global Cultural Economy”. Dalam Steven Siedman & Jeffrey C. Alexander (Ed). The New Social Theory Reader: Contemporary Debates. London: Routledge.
Banerjee, Indrajit. 2002. “The Local Strikes Back?: Media Globalization and Localization in the New Asian Television Landscape.” Gazette: The International Journal for Communication Studies, Vol. 64(6).