Mohon tunggu...
Senja Nila
Senja Nila Mohon Tunggu... -

aku berwarna, dan kaupun begitu..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Life of Banana! (Fanfic)

21 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak jauh dari tempat itu. TOP sedang berada di kamar Yang Mulia Jin-yi. Ternyata dia dari tadi bersembunyi agar tak terlihat oleh Jenny dan Siwon. TOP malu karena dia telah menjadi suami Yang Mulia Jin-yi. Padahal cita-citanya adalah menikah di umur 40 tahun.

Semua ini karena kesalahannya juga. Tadi, saat baru tiba di pulau itu dia menemukan sebuah laguna. Laguna yang saat itu menjadi tempat mandi Yang Mulia Jin-Yi. Karena ketahuan mengintip akhirnya TOP ditangkap dan harus bertanggung jawab. Tanggung jawabnya adalah menikahi Yang Mulia Jin-yi yang saat itu memang baru saja kehilangan suaminya yang terjun ke laut.

Beruntung sekali TOP tidak diapa-apakan. Ternyata Yang Mulia Jin-Yi hanya membuatnya menjadi patung di sudut ruangan, tak boleh bergerak. Di sudut lain Yang Mulia Jin-Yi malah asyik mengukir di tongkatnya yang berkepala ular itu. TOP benar-benar diam seperti patung, beberapa kali ia ingin menggaruk pantatnya namun langsung dibentak oleh Jin-Yi.

"Siwon.. kita berteman saja ya? Kita kan masih kecil.. baru 16 tahun.."

Siwon bengong, dia mengantuk parah. Sedari tadi hanya menemani Jenny menangis dan memanggil-manggil ayah dan ibunya. Akhirnya Siwon mengangguk. Kepalanya langsung jatuh ke paha Jenny dan tertidur. Jenny tersenyum melihat Siwon tertidur, dia pun memutuskan untuk tidur juga meskipun dengan posisi duduk.

Pagi datang begitu cepat. Beberapa penduduk mulai berkokok.

"Kok kok kok kok..." begitu bunyinya.

Jenny membuka mata. Gubuknya tampak terang terkena cahaya matahari yang masuk melalui jendela dan melalui celah-celah diantara dinding-dinding kayu. Menggeliat sebentar, dirasakannya pahanya mati rasa. Pegal sungguh semalaman ditimpa oleh kepala Siwon yang besar dan berat itu. Lalu dimana Siwon sekarang?

Siwon duduk di dekat pintu. Memandangi anak-anak kecil yang sedang bermain-main dengan cacing tanah. Pandangannya memang mengarah ke anak-anak itu tapi pikirannya melayang jauh. Dia sedang berpikir bagaimana caranya bisa kabur dari pulau itu.

"Siwon.." Jenny memegang pundaknya.

"Jenny.. ahh..kepalaku pusing sekali.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun