Mohon tunggu...
Senja Nila
Senja Nila Mohon Tunggu... -

aku berwarna, dan kaupun begitu..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Life of Banana! (Fanfic)

21 Juni 2013   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wuzz up noona, ma name iz Ji-yong. You can call me G-Dragon!" remaja bertubuh kurus dan berkulit lembut itu mengenalkan diri dengan bahasa ke-Amerika-an. Pakaiannya memang ala-ala penyanyi hip-hop. Beberapa tattoo terlihat menghiasi lengannya.

"Anyeonghaseyo, Jenny imnida6.." Jenny tersenyum setelah memperkenalkan diri dengan bahasa Korea. Orang tuanya tak mengijinkan dia berbahasa Inggris kalau di Korea. Mereka tak mau Jenny lupa dengan negara asalnya.

"Anyeonghaseyo, Siwon imnida.." seorang lagi yang lebih tinggi mengenalkan diri. Wajahnya tampan, tapi tak seseram TOP.

Mobil BMW M II milik TOP melaju dengan kencang. Siwon yang menyupir. Sedang TOP memangku Ji-yong, sahabat karibnya. Jenny duduk sendiri sambil melihat ke luar. Menatapi rupa-rupa bangunan yang modern, mobil-mobil mewah, dan arah angin yang ia kira-kira sendiri. Ahh, Seoul sekarang sungguh sudah tak seperti waktu dia kecil.

Jembatan menuju Incheon sudah di depan mata, mobil mereka belok ke kiri. Ada sebuah tempat kapal-kapal parkir. Kapal itu tak terlalu besar, sebuah kapal pesiar yang cukup mewah. Disana, ada seorang perempuan yang menunggu kedatangan mereka. Dia seorang ibu-ibu tua yang ternyata sedang berjualan bakpao, eh.

Kapal mulai melaju, Ji-yong yang mengemudikannya. Sepertinya dia memang sangat mahir dalam mengendalikan kapal. Saat dia batuk saja kapal bisa berhenti berjalan, kalau dia berdehem kapal jadi berbelok. Tangan kecilnya memegang kemudi dengan santainya. Seperti sedang bermain-main.

Langit mulai mengelabukan diri. Beberapa suara gemuruh mengikuti awan-awan bermuatan listrik. Jenny memegang lengan TOP yang kaku seperti kayu. Mungkin sama ketakutan juga seperti Jenny. Mereka berdua memang penakut, jadi cocok. Saat pergi berdua ke taman hiburan mereka tak akan pernah lewat ke area rumah hantu.

"Strike!!" Siwon menarik alat pancingnya. Lengannya yang berotot terlihat berotot. Sungguh laki-laki sejati. TOP hanya bengong, dia bukan laki-laki yang pandai memancing seperti kawannya itu. Perlahan Jenny melepaskan pegangannya dan berlari menghampiri Siwon. Tangannya mulai beralih ke lengan kekar Siwon.

"Ah maaf, maksudku ingin membantu memegang alat pancingnya.." kata Jenny sambil melepaskan pegangan tangannya. Siwon tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Jenny juga tersenyum dengan mata yang ikut-ikutan membentuk senyuman terbalik. Eye smile.

TOP hanya memandangi langit, setetes air menuruni pipinya. Bukan air mata, tapi air hujan. Hujan mulai datang. Petir menyambar ke sana dan ke sini. Kapal itu mulai goyang, sayang bukan goyang dombret. Air masuk dari samping kanan. Kapal mulai oleng ke kiri. Jiyong tak bisa mengendalikan kapal lagi, dia malah memeluk boneka beruang yang ia bawa. Siwon dengan gagahnya berdiri menantang badai. TOP sembunyi di kamar kecil. Jenny bingung mencari-cari TOP. Ia ingin berpegangan ke Siwon, tapi mereka baru kenal, jadi tidak enak.

Tiba-tiba kapal terseret ke dalam air. Semua penumpangnya bertumpahan ke lautan. Laut masing mengamuk. Membentuk dirinya menjadi ukiran indah yang berkelok-kelok. Mengombang-ambingkan manusia-manusia di kapal itu. Mereka membawa tubuh-tubuh itu ke pulau kecil. Sebuah pulau yang tampak hijau dari kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun