AKSIOLOGI PENDIDIKAN GEREJA HARUS BERPUSAT PADA KEKEKALAN
Sejumlah nyanyian yang digunakan dalam gereja injili untuk melayani anak-anak
dan pemuda bernilai teologis sangat rendah dan kadang-kadang malah berpengaruh negatif. Akan tetapi, ssebuah contoh dari nyanyian yang efektif adalah yang berjudul "Dengan Memandang Nilai-Nilai Kekal." Kata-katanya sebenarnya menggambarkan tujuan aksiologis dari pendidikan gereja injili.
Dengan memandang nilai-nilai kekal, Tuhan.
Dengan memandang nilai-nilai kekal
Kumau bekerja tiap hari buat Yesus
Dengan memandang nili-nilai kekal
Keranjingan orang zaman ini untuk mengetahui eksistensi  manusia telah
 menciptakan suasana yang oleh Uskup Whittmore disebut "presentism." Karena pandangan metafisikanya, maka aksiologi seorang sekuleris mensyaratkan bahwa pendidikannya berguna untuk zaman sekarang. Bagi orang kristen, dilain pihak, persoaalan tentang nilai-nilai menduduki posisi yang jauh lebih luas dan penting dalam filsafat pendidikannya. Sesungguhnyaa, seluruh struktur dibaangun dengaan laandasan pemikiraan bahwa tujuaan pendidikan adalah untuk membina individu-individu ke arah kedewasaan kristen. Seluruh hidup sebetulnya merupakan persiapan menuju hidup kekal. Rasul Paulus menuliskan kepada Titus.
Karena kasih Allah yang menyelamatkan semua umat manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan daan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalaam dunia sekarang ini dengan menantikaan penggenapan penghaaarapan kitaa yang penuh bahagia dan penyataan kemulian Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus. (Tit 2:11-13).
Ditengah-tengah masyaarakat yaang materialistis, gereja harus berusaha menamkaan sistim nilai yang berawal dari penyerahan diri seneuhnya menjadi warga surga dan bukan waarga dunia. Gereja harus mengajarkan nilai-nilai ini di dalam kelas-kelass mereka, dikotbahkan dari mimbar mereka, dan gereja harus memberikan kemampuan kepadapara orang tua untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kelurga setiap hari. Pertentangan total antara sistim nilai dunia dengan sistim nilai kristen ditunjukkan dalam sejumlaah bagian dari Alkitab, tetapi tidak ada yang lebih jelas daripada ketika Yakobus menulis bahwaa "persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah" (Yak 4:4). Ayat ini serupa terdapat dalam Kolose 3, 1 Yohannes 2, Filipi 3, dan Matius 6.