Tetapi pria itu, tidak bisa mengalami sesuatu yang diinginkan Allah ketika ia menuruti kesalahan istrinya yaitu Hawa dengan memakan buah pengetahuan yang jahat dan baik. Dalam hal ini, sama dengan cerita Musa yang telah disinggung penulis. Di ceritakan bahwa Musa tidak bisa masuk tanah kanaan, karena Musa melanggar perintah Tuhan (Baca I Kor 10:6-19). Â
Dari sini hal yang dapat dipelajari adalah pria zaman modern ini tidak bisa  menjadi pria yang maksimal, oleh karena tidak hidup dengan cara Allah. Dan banyak pria yang jatuh dalam hal pencabulan, perselingkuhan sexual dan hal tersebut mereka anggap hal yang biasa saja. Kejadian tersebut menyebabkan otoritas Allah tidak ada dalam pribadi kehidupan seorang  laki-laki yang maksimal.
Dalam makalah ini penulis melihat hukum maksimal yang berarti Allah memberikan ketetapan atau hukum bahwa pria harus menjadi seorang pemimpin atau harus menjadi seorang pria yang benar/ sejati dan dapat memimpin dengan benar keluarga (anak/istrinya), gereja dan negara Â
Â
Dalam hal ini, penulis melihat dengan pemakaian kalimat "Saya menyukai pria yang sesungguhnya. Saya menyukai pria yang memiliki potensi yang maksimal."
Dari sini diberikan pengertian bahwa seorang pria yang sesungguhnya memiliki potensi yang maksimal adalah seorang pria yang dapat menghadapi tekanan hidup dan tidak mudah putus asa dalam menghapi persoalan hidup. Dalam metode modern ini, banyak pria-pria yang tidak bisa maksimal, oleh karena mereka tidak dapat menghadapi tekanan hidup dan sering mereka berlari menhadapi kenyataan hidup. Â
Oleh sebab itu, penulis melihat ada beberapa cara menjadi seorang pria yang maksimal dalam menhadapi hidup dan tidak mudah putus asa dalam menghapi persoalan hidup yaitu :
Allah memerintahkan kita untuk saling mengasihi
Dalam zaman sekarang ini, manusia telah kehilangan kasihnya, dan menurut Allah kasih itu bukan sekedar perasaan, namun tindakan yang nyata, dimana kasih itu berpusat kepada kehendak Allah yang dapat diperintah dan oleh karena itu pulalah Allah memerintahkan kasih. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menasehatkan untuk saling mengasihi sebab kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri, ia menutupi segala sesuatu dan sebagainya (Baca I Kor 13:4-7).
Allah memerintahkan kita untuk bertobat
Didalam Alkitab dicatat bahwa Allah  tidak membawa Musa ke atas gunung untuk menerima loh yanh berisi "Sepuluh Undangan". Tetapi Allah yang memberikan sepuluh perintah. Jadi kita tidak pernah diundang untuk mentaati Allah, tetapi kita diperintahkan untuk taat kepada Allah melalui Tuhan Yesus Kristus (Baca Mat 22:37-40).