Sejauh pendidikan kristen berusaha untuk menyampaikan pengertian tertentu kepada anggotanya daan membawa para anggota itu ketingkat kedewasaan yang lebih tinggi sebagai hasil dari penyampaian tersebut, pendidikan gereja itu sama seperti pendidikan pada umumnya. Karena itu banyak aspek yang sama dari filsafat pendidikan yang akan di bahas dalam hubungan dengan situasi sekolah juga relevan untuk topik pendidikan gereja. Paragraf-paragraf berikut merupakan analisis singkat tentaang sepuluh faktor yaang ahrus ditinjau dalam setiap analisis filsafat pendidikan. Setiap faktor terdapat dalam pendidikan gereja, entah dalam kadarlebih banyak atau lebih sedikit, dan masing-masing faktor itu harus dipandang dari sudut pandang Injili daan Alkitabiah secara sungguh-sungguh.
Â
METAFISIKA BAGI PENDIDIKAN GEREJA HARUS BERPUSAT PADA ALLAH
Metafisika ada hubungannya dengan persoalan kenyataan akhir. Metafisika merupakan dalil yang sangat penting dan pokok yang merupakan inti pembicaran setiap filsafat, karena metafisika merunut dan mengenali kenyataan pada sumbernya. Yang ditegaskan oleh filsafat kristen adalah bahwa kenyatan akhir terletak pada Allah kekal itu sendiri (Kej 1:1; Yoh 1:1).
Pembaca yang sepintas lalu pun akan melihat bahwa Alkitab tidak berusaha membuktikan keberadaan Allah. Hal itu merupakan dalil yang diterima tanpa dapat dibuktikan oleh semua usaha pendidikan yang dijalankaan oleh orang-oraang yang menaruh iman mereka pada pribadi Allah, Sang pencipta alam semesta itu.Pendidikangereja yang sungguh-sungguh bersifat kristen berawal, berlanjut dan berakhir dengan konsep mengenai Allah Tritunggal.
Pendidik kristen tidak segan-segan untuk menerima penyelidikan terbuka terhadap realitas imannya. Tidak adanya penjelasan dan pembelaan yang rinci tentang suatu metafisika Alkitabiah adalah karena mengikuti cara teologi Alkitab sendiri membicarakan persolan tersebut.
Â
EPISTIMILOGI BAGI PENDIDIKAAN GEREJA HARUS BERPUSAT PADA PENYATAAN
Adalah teologis bahwa setelah orang mencapai kesimpulan mengenai apa yang nyata, keinginan filosofis berikutnya adalah menentukan apa yang benar. Kebenaran bukan dihasilkan oleh manusia dan bukan ditemukan pada saat orang mengadakan perenungan dalam batinnya sendiri. Sarana untuk mengetahui kebenaran bagi pendidikan kristen adalah penyataan Allah, baik yang alami maupun yang khusus.
Penyataan yang alami berkaitan dengan keajaiban-keajaiban fisik dari alam semesta, yang melalui keidahan dan kerumitannya yang mengaggumkan berbicara tentang Pencipta ilahi mereka. Bagi seorang ilmuan pasti sangat menggetarkan hati kalau makin hari makin banyak ia mnenemukan rahasia Allah dalam alam, terutama kalau ia menyadari bahwa Allah telah mengizinkannya untuk mengetahui sesuatu yang dari semula sudah Allah ketahui.
Meskipun kesaksiannya berbobot, penyataan yang alami itu sendiri tidaklah cukup. Gaebelein berkata,"Alam semesta mengandung banyak sekali fakta tentang Allah dan kebesaranNya serta keberadaanNya yang hakiki. Namun mengenai pengetahuan yang menyangkut kehidupan kekal tidak diungkapkan secara langsung."5