Perhatikan bahwa kita mulai dengan tujuan-tujuan Alkitabiah yang dirumuskan dari perintah-perintah Alkitabiah yang lebih pokok lagi. Jelas sekali mengapa bab II, yang berhubungan dengan filsafat, begitu penting dalam suatu buku yang membahas masalah organisasi dan prograam. Program pendidkaan dibuat berdasarkaan filsafaat pendidikan. Bagi orang kristen, filsafat pendidikan dibuat berdasarkan teologi Alkitab. Allah telah bersabda, oleh sebab itu gereja bertindak berdasarkan penyataan ini.
Dengan memandang sekilas pada diagramakan segera tampak bahwa tujuan --tujuan yang Alkitabiah kita mengembangkan tujuan-tujuan lokal; dengan kata lain, kita menggunakan tujuan umum yang dipaki semua orang kristen, tetapi kita menyesuaikan dengan lingkungan kita dan dengan kebutuhan jemaat kita. Dalam beberapa hal, semua tujuan pendidikan dibuat berdasarkan kebutuhan walaupun kebutuhan-kebuituhan itu mungkin tidak disadari oleh orang-orang untuk siap program pendidikan itu di buat.
SIKLUS PENDIDIKAN BELAJAR DAN MENGAJAR Â
Selain itu, diagram ini jelas bahwa metodologi, kurikulum, administrasi- yakni aspek-aspek yang tampak secara strategis begitu penting dalam proses pendidikan- hany bisa jelas setelah tujuan ditetapkan dengan jelas. Tiap aspek bermanfaat untuk tujuan aspek yang lainnya dan sebaliknya tiap aspek bermanfaat untuk tujuan aspek lainnya dan sebaliknya tiap aspek hanya kuat kalau aspek yang mendahuluinya memiliki dasar Alkitabiah yang kuat. Metodologi sangat penting untuk mengajar; tetapi kalau kurikulum tidak baik, metodologi yang paling bagus pun tidak dapat menyelamatkan program pendidikan.
Yang sangat ironis dalam bidang pendidikan agama sekarang ini adalah kadang-kadang orang-orang yang paling tidak bisa berkomunikasi justru sangat memperhatikan proses kimunikasi. Gereja liberal yang telah menolak otoritasFirman Allah seringkali mengadakan usaha-usaha nyata untuk meningkatkan program-program pendidikan yang sekarang terlibat dalam bisnis menyebarkan ide-ide manusia.
Prose evaluasi berlangsung pada akhir setiap putaran. Evaluasi menyangkut semua langkah dalam ssiklus pendidikan, dan setiap ssegi program harus diteliti dengan seksama. Mengadakan evaluasi tidak bisa dipisahkan dengan tujuan, karena dalam beberapa hal evaluasi hanya menjawab pertanyaan, apakah kita secara  efektif melaksanakan apa yang kita rencanakan? Langkah-langkah lain dalam proses tersebut merupakan sarana yang memungkinkan kita mencapai apa yang tercantum dalam tujuan kita.
Penting untuk diperhatikan bahwa tanda panah pada siklus pendidikantidak naik untuk mencakup evaluasi terhadap perintah-perintah dan tujuan-tujuan Alkitabiah yang mendasari seluruh program. Panah itu langsung kembali untuk mempertimbangkan ulang tujuan-tujuan dan barangkali merumuskan ulang tujuan-tujuan tersebut. Yang terpenting adalah bahwa Firman Allah adalah mutlak dan tidak pernah berubah. Karena itu, tidak perlu ada evaluasi kalau perintah dan tujuan benar-benar Alkitabiah. Setiap perubahan pada bagian ini akan memperlemah dan bukan memperkuat program pendidikan. Ini adalah demonstrasi praktis tentang perlunya prinsip mengenai kebenaran mutlak.
Ada kebingungan mengenai kebingungan istilah "tujuan,""arah", "maksud," dan "sasaran" dalam sebagian bacaan tentang pendidikan kristen. Saya melihat tidak ada gunanya berusaha melihat perbedaan teknis di antara istilah-istilah itu, maka saya memakai istilah-istilah itu dengan pengertian yang sama di sepanjang buku ini. Sebab itu, kita bisa saja mengambil definisi Eavey tentang sasaran lalu memberlakukannya untuk semua kata di atas. Devinisi itu mengatakan bahwa "Sasaran adalah perhatian yang difokuskan untuk memungkinkan pengeluran energi bagi pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya."2
Daripada mencoba memberikan semacam perbedaan tipis di antara kata-kata itu, tampaknya lebih praktis jika kita menggunakan pendekatan Findley Edge ketika ia secara sederhana mendefinisikan jenis-jenis tujuan yang berbeda itu dengan menggunakan kata sifat. Misalnya, ada "tujuaan tahunan," "tujuaan triwulanan," dan "tujuan mingguan." Â Ini merupakan klasifikasi tujuan pendidikan berdasarkan waaktu.21 Tujuan dapat juga diklsifikasikan berdasarkan jenis pelajaran dan pengaalaman, dan daftar terbaik dalam kategori ini diberikan oleh Benyamin Bloom seorang pendidik bersama dengan bidang-bidang ini: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.3
Beberapa daftar tujuan sudah ditulis dan tersedia untuk dipelajari dalam buku-buku yang terdaftar pada akhir bab ini. Supaya lengkap, disini tersedia juga sebuah  daftar yang lain, prograam pendidikan kristen di gereja lokal harus berusaha memimpin seseorang agar:
memahami maksud Alkitab tentang Trinitas Allah dan berhungan pribadi denganNya melalui Yesus Kristus Anak Allah.