Bagaimanakah falsafah kristen dalam pendidikan gereja dapat menghindari bahaya tersembunyi berupa nilai-nilai relatif dan etika situasional? Hanya dengan menekankan kemahatahuan Allah, PengetahuanNya tentang segala sesuatu, dan nilainya dari segi kekalan (Rm 8:23). Banyak nilai-nilai kristen yaang mungkin tampak tidak berarti dalam masyarakat, tetapi Firman Allah mengingatkan pembacanya bahwa tidak seorang manusia pun mati untuk dirinya sendiri. Nilai kayu salib dan kota kekal itu bukanlah nilai relatif. Nilai-nilai tersebut ada di dalam Dia yang tidak terbatas oleh waktu dan yang meminta semuaa orang, agar seperti Rasul Paulus, menganggap segala sesuatu sebagai rugi supaya memperoleh yang terbaik, yaitu Kristus.
Â
TUJUAN PENDIDIKAN GEREJA HARUS BERPUSAT PADA KRISTUS
Tidaklah salah kalau disepanjang buku ini yaaang ditekankan adalah kejelasan dari tujuan. Hal utama yang membuat suatu sistim pendidikaan gereja atau sekolah kuarang komunikatif dan relevan adalah tujuaaan-tujuan yang tidak jelaas yang mungkin terpikirkan atau mungkin tidak terpikirkan oleh para pemimpin pendidikan kristen. Seperti dalam semua pendidikan, tujuan pendidikan di gereja adalah umum  dan khusus. Tujuan umum adalah untuk membawa semua manusia kepada kedewasaan di dalam Yesus Kristus.
Comenius melihat tugas ini  sebagai rangkap tiga. Pertama, manusia harus mengetahui segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri; kedua, ia harus dapat menguasai segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri; dan ketiga ia harus mengarahkaan segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri, kepada Allah. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini tugas pendidikan kristen adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sang murid, mengembangkan tindkan dan wawasan moralnya, meningkatkan rasa hormatnya kepada Allahdan mengembangkan kehidupan rohaninya yang benar.6
Â
Kesimpulan
Gereja millennium / masa depan akan terwujud dengan adanya para pemimpin yang menyadari bahwa dirinya sebagai master perubahan. Pemimpin tidak hanya berhenti disini namun terus melanjutkan langkah-langkah ke tahap berikutnya bagi penggembalaan pengikutnya.
Kita dapat memperkirakan bahwa gereja akan menjadi  semakin  kuat dan berjaya diatas muka bumi ini (Bilangan 14:21, Habakuk 2:14). Gereja akan menjadi satu suatu eksponen masyarakat yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dan menyelamatkan umat manusia. Gereja akan benar-benar menjadi garam dunia dan sebuah kota diatas bukit Matius 5:13,14).
Bila umat Allah tetap teguh membela kebenaran dan kekudusan, dan melawan arus kejahatan, pasti akan terjadi suatu konfrontasi besar, suatu peperangan rohani untuk memperebutkan hati umat manusia. Tetapi dengan kekuatan dan kemuliaanNya, gereja akan menang (Matius 16:18). Rumah Tuhan akan ditinggikan (Yesaya 2:2) dan akan begitu mempengaruhi masyarakat dan pemerintaahan bahkan segala bangsa didunia (Yesaya 60:1-5). Kita akan melihat umat Allah kembali lagi berkuasa didunia (Kejadian 1:26-28:Mazmur 149).
Jadi, penullis sebagai "student transformasi project" melihat arti gereja masa depan untuk mengahadapi diera millennium adalah :
Gereja harus menemukan hakekat dan mengutamakan yang utama. Gereja yang harus mengevaluasi dirinya dan coba membuaang atau menomorduakan yang bukan hakekat dari gereja.
Jadi, gereja masa depan adalah gereja yang masuk ketengah --tengah masa globalisasi masyarakat, menjawab kebutuhan dan melayani mereka, sehingga mereka akrab dan tidak merasa asing dengan gereja. Menyongsong gereja masa depan dalam mengahadapi transformasi perubahan diera Millenium Glabalisasi ini dengan penuh harapan. Â
Â
Daftar Rujukan