Selain itu mereka menyebut Tuhan sebagai : Ingkang Moho Suci, Ingkang Moho Asih/Moho Welas, Moho Kawoso, Sangkan paraning dumadi/tumitah
Konsep Tuhan tersebut, dimengerti sebagai pemberi hidup dan berkuasa terhadap jagad raya ini yang penuh dengan belas kasihan kepada manusia, tetapi Tuhan tetap dimengerti sebagai yang maha jauh, transendent, seperti diungkapkan dalam kalimat :” Gusti Allah iku adoh tanpo wangenan, cedak tanpo senggolan”
Selanjutnya manusia hanya “ pasrah dan sumarah, narimo ing pandum, manusia tidak bisa membelokkan apa yang sudah digariskan Tuhan, manusia sadremo nglakoni.
Kalaupun kemudian diberi istilah dengan nama baru, misalnya meminjam istilah Budha : Batara , Hyang Widi Wasa, Dewa/Dewi dll., namun konsep asli kepercayaan Jawa tetap tidak hilang Konsep asli kepercayaan Tuhan itu diyakini sebagai: daya kosmos, manusia menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari alam semesta dan turut berpartisipasi dalam keteraturannya. Jika mangalami musibah berarti, terdapat gangguan dengan daya kosmos tersebut, maka mereka perlu “memberi sesaji” kepada yang “mbaurekso”sebagai kekuatan kosmis, agar tidak kena tulah/kutuk/musibah, misalnya : bencana alam, pageblug dan sakit-penyakit dll.
Konsepsi Jawa Tentang Manusia
Konsepsi Jawa tentang manusia bersifat dualistik: jiwa dan rogo wadag ( jiwa dan tubuh ). Rogo wadag terdiri dari : geni, bumi, angin dan air. Itu sebabnya manusia mengandung empat jenis nafsu: yaitu : amarah, aluamah, supiyah dan mutmoinah.
Sejak manusia itu dilahirkan membawa karateristik alami yang ditentukan oleh kekuatan makrokosmos(jagad gede),sebab manusia itu adalah mikrokosmos ( jagad cilik) bagian dari makrokosmos. Dalam jadag gede ada jagad cilik, sehingga manusia ditentukan oleh kosmos. Watak dasar seorang bayi ditentukan oleh siklus alam yang meliputi :hari kelahirannya, neptune dino , wuku, bulan dan tahun.
Watak bayi berdasarkan hari kelahirannya
Senen : lakuning lintang (berperilaku bintang); segala lakunya baik ( samyo )
Selasa: lakuning rembulan ( berperilaku bulan) : tidak mudah percaya ( sujono)