Kehadiran sanggar sangat menopang dan mendukung kemajuan seni budaya yang berada di dalamnya. Semakin lengkap dan memadai fasilitas di dalamnya, akan berdampak pada kelestarian seni budaya, kemajuan, dan kesejahteraan para pelaku seni tersebut. Namun disayangkan pada umumnya para pendukung seni tradisional yang menekuni dan bergelut di dalam kesenian tradisional tidak didukung faktor ekonomi yang memadai. Oleh karena itu perlu adanya campur tangan pihak lain termasuk pemerintah, pengusaha, pegiat dan pendukung kesenian ini untuk mengeluarkan bantuan terutama dana dan pembinaan.
C. Ancaman Globalisasi Terhadap Seni Budaya Indonesia
Ancaman globalisasi (Purnama, 2015) terhadap pelestarian seni budaya di Indonesia  yaitu:
1. Ketimpangan Budaya atau Cultural Lag
       Ketimpangan budaya yaitu ketimpangan salah satu unsur dalam budaya agar bisa menyesuaikan dengan budaya lain. Bisa juga disebut dengan kelambanan salah satu unsur budaya karena perlu beradaptasi dengan budaya lain.
       Contohnya adalah sikap kurang disiplin saat di jalan raya, hal ini karena terdapat banyak orang yang membeli mobil karena gaya hidup. Belum lagi para pengendara mobil yang tidak berhati-hati saat berkendara.
2. Keguncangan Budaya
       Terjadinya goncangan budaya karena kelompok masyarakat belum siap menerima budaya baru. Awal-awal masyarakat akan berpikir bahwa bisa mendapatkan pengalaman menarik dari budaya tersebut, namun lama kelamaan akan terkejut.
       Hal ini disebut dengan culture shock dan jika dibiarkan begitu saja maka dapat mengganggu keseimbangan jiwa. Contohnya adalah orang desa merantau ke kota besar seperti Jakarta akan mengalami culture shock karena budayanya berbeda.
3. Terjadinya Pergeseran Nilai Budaya Lokal
       Terjadinya pergeseran nilai yang sudah lama dipegang masyarakat namun harus bergeser karena budaya asing. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi yang mengubah gaya hidup masyarakat.