Kemudahan Pengukuran: Behaviorisme memungkinkan perilaku belajar diukur secara objektif karena fokus pada perilaku yang dapat diamati.
Efektivitas Penguatan: Melalui penguatan positif dan negatif, behaviorisme secara efektif membentuk dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.
Penerapan yang Luas: Teori ini telah diterapkan dalam berbagai pengaturan, termasuk terapi perilaku, pendidikan, dan pelatihan.
Pendekatan Sistematis: Behaviorisme menawarkan metode sistematis dalam mendesain intervensi pendidikan yang bertujuan untuk mengubah perilaku
Pembentukan Perilaku: Behaviorisme dapat membentuk perilaku yang diinginkan melalui penguatan positif, seperti pemberian hadiah dan pujian, yang memotivasi siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik
Kekurangan: [5]
Mengabaikan Proses Mental Internal: Behaviorisme tidak mempertimbangkan proses kognitif internal seperti pemikiran, persepsi, dan motivasi yang juga mempengaruhi belajar.
Keterbatasan dalam Kompleksitas Belajar: Teori ini mungkin tidak sepenuhnya menjelaskan pembelajaran kompleks yang melibatkan pemecahan masalah, pemahaman, dan kreativitas.
Ketergantungan pada Penguatan Eksternal: Behaviorisme terlalu bergantung pada penguatan eksternal, yang mungkin tidak selalu efektif dalam jangka panjang.
Pengabaian Proses Kognitif: Behaviorisme tidak memperhitungkan proses kognitif seperti pemikiran, persepsi, dan motivasi yang mempengaruhi belajar.
Ketergantungan pada Penguatan Eksternal: Behaviorisme bergantung pada penguatan eksternal, yang mungkin tidak efektif dalam memotivasi belajar intrinsik atau jangka panjang.