Kelebihan :[4]
Objektivitas: Behaviorisme memungkinkan penelitian yang objektif karena fokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Penguatan: Teori ini efektif dalam membentuk perilaku melalui penggunaan penguatan positif dan negatif untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
Penerapan Praktis: Behaviorisme mudah diterapkan dalam pengaturan pendidikan, seperti dalam desain kurikulum dan teknik pengajaran yang berfokus pada hasil.
Perubahan Perilaku: Dapat digunakan untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan melalui hukuman dan pemadaman
Struktur yang Terorganisir: Materi pembelajaran dapat disusun secara hirarki dari yang sederhana hingga kompleks, memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami.
Pembelajaran Berorientasi Tujuan: Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian keterampilan tertentu.
Pengukuran Hasil yang Jelas: Hasil pembelajaran dapat diukur dan diamati, memungkinkan penilaian yang objektif.
Pengulangan dan Pelatihan: Menggunakan pengulangan dan pelatihan untuk membiasakan perilaku yang diinginkan pada siswa
Membiasakan Guru: Teori ini membantu guru untuk menjadi lebih teliti dan peka terhadap kondisi pembelajaran, sehingga dapat menyesuaikan metode pengajaran yang lebih efektif.
Pembelajaran Mandiri: Dengan mengurangi ceramah, siswa didorong untuk belajar secara mandiri, yang dapat meningkatkan kemandirian dan inisiatif mereka dalam proses belajar.