"Beginilah seseorang yang terserang stroke? Benar! Sakit sekali! Sungguh, kepalaku sering berdenyut dan jika itu terjadi, aku merasa jiwaku tersedot ......"
Agak lama mataku tertutup, suster itu sabar menanti. Anak2ku sepertinya juga bingung dengan sikapku dan orang tuaku semakin kawatir. Aku tidak bisa mengeluh, karena aku tidak bisa bebicara! Tetapi, aku yakin dengan wajahku yang penuh kerutan, mereka tahu, ada yang tidak beres di kepalaku.
Setelah sudah tidak terlalu sakit dengan denyutan di otakku, aku membuka mataku. Tenang lagi. Mataku melirik kanan dan kiri. Memanjakan pandangaku setelah aku tidak mampu bergerak sama sekali, sebelumnya.
Mendadak, mulutku mampu tersenym. Kerak2 di mulutku yang sempat tidak bisa bergerak, luruh. Aku bisa tersenyum. Aku tersenyum lebar kepada semua orang. Anak2ku pun senang.
Mereka berebutan memelukku! Astaga ..... betapa bahagianya aku.
Perlahan, satu demi satu, tubuhku mampu merespon untuk hidup kembali ....
Pertama, aku mampu menggerakkan tangan kiriku walau belum bisa menggapai wajah2 mereka yang kusayangi.
Kedua, Aku mampu bersuara dan berkata2 walau kata anakku suaraku seperti alien dan kata2ku tidak ada yang bisa mengerti.Â
Ketiga, aku mampu mengerti kata2 dalam bahasa Inggris, walau tidak mampu menjawab.
Dan keempat, aku dudah mampu tersenyum bahkan tersenyum lebar, setelah berjam2 aku berusaha untuk melakukannya .....
Bagaimana aku tidak bersyukur?