Batin Andi tidak tenang. Ia akan mencari Retno dan berbicara kepadanya. Retno berutang penjelasan kepadanya. Andi nelangsa merga kebacut tresna (merana karena terlanjur cinta)
***
Andi baru saja menjejakkan kakinya di peron Stasiun Balapan. Sewindu sudah berlalu sejak ia terakhir kalinya meninggalkan kota Solo untuk mencari jejak Retno yang belum pernah bisa ditemuinya itu.
Andi memang sengaja ke Solo untuk menemui Retno yang berutang penjelasan kepadanya.
Tadinya Andi ingin menginap di hotel saja, akan tetapi Agus sohibnya ketika berkuliah dulu, memaksanya untuk tinggal di rumahnya.
Sore itu Andi dan Agus sedang duduk santai sambil menikmati kopi tubruk di halaman belakang.
"Andi, sampeyan lupain aja deh Retno itu" kata Agus sambil menyeruput kopinya.
"Aku sudah coba gus, tapi gak bisa. Gak bisa gus..."
"Halah, lagak mu itu. Jangan terlalu baper, ingat dia itu bini orang, anaknya pun dua"
"Soal itu aku paham gus, paham banget. Aku cuma pengen ketemu aja gus. Retno utang penjelasan samaku gus, kenapa dia minggat nikah dan gak pamit samaku"
"Lha, sampeyan ini gimana sih. Pertama, Pram dan Retno itu kan memang sudah dijodohin sejak dulu. Lalu kalian pacaran backstreet. Trus gara-gara itu kita berdua pernah digebukin preman suruhan Pram. Lha kalau Retno pamit sama kamu, ya pasti dia gak jadi menikah sama Pram dong?"