Tapi tidakkah ini terlambat ya Gusti, mengapa hal baik tidak datang sejak dulu?
Mengapa mereka berempat, Retno, Lucy, Pram dan Andi harus menderita sampai babak belur begini demi sekerat cinta.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Retno dengan lembut. Retno terperanjat dan segera menghapus air matanya dengan lengan bajunya. Ternyata Andi sudah berdiri disampingnya.
"Aku sudah tau semuanya. Tadi pagi aku berbicara dengan Mas Pram sangat lama. Tadi malam juga aku ngobrol lama dengan Mas Budi. Semuanya sudah terang benderang"
Setelah mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya, Andi kemudian berlutut di samping Retno yang kebingungan, lalu berkata, "Retno, aku ingin melamarmu. Duhai Retno pujaan hatiku, mau kah engkau menikahiku dalam suka dan duka?"
Retno tidak percaya kepada apa yang dilihatnya. Tiba-tiba Agus, Maya dan Mas Budi dan keluarganya keluar dari persembunyian, lalu berteriak, "mau, mau, mau..."
Tanpa menunggu jawaban dari Retno, Andi segera memasukkan cincin di tangannya itu ke jari manis Retno. Sontak Retno berteriak, "aku mau!"
Andi tersentak mendengar teriakan Retno. Dulu dia merasa Tuhan itu tidak adil, tapi kini dia harus mengoreksinya kembali. Cinta tidak mungkin tertukar. Kalau dulu Tuhan memberinya cinta, pasti Dia akan memberikannya dalam satu paket yang utuh. Perjalanan hidup memang panjang dan berliku, tapi cinta akan menuntunnya kembali kepada siempunya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H