Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sewu Kutho (Tribute to Lord Didi Kempot)

12 Mei 2020   11:52 Diperbarui: 12 Mei 2020   12:19 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stasiun Solo Balapan, sumber : mediaindonesia.com

Andi kemudian melangkah menuju rumah dokter Budi. Andi merasa kalau Ia berutang maaf dan penjelasan kepada Pram dan keluarga besarnya.

***

Setengah tahun telah berlalu ketika Andi terlihat lagi di Stasiun Balapan. Langit terlihat cerah, secerah wajah seorang bocah yang baru saja menemukan selembar pecahan lima puluh ribuaan di bawah kursi. Ia segera mengambil uang tersebut. Ambyar baginya, uang tersebut ternyata "kabur" karena ada benang yang mengikatnya. Rupanya ia kena prank!

Matahari pun tak dapat menahan tawanya. Tawanya itu kemudian membuat tukang becak itu berteriak, "jancuk!" ketika ia memindahkan becaknya ke tempat teduh.

Andi juga tertawa melihat "kemalangan" anak itu, yang seperti memberi kemujuran baginya.

Seumur-umur baru kali inilah ia bisa tertawa ketika berada di Stasiun Balapan yang tumben cerah itu.

Setengah tahun lalu Andi datang dengan harapan agar bisa bertemu dengan Retno. Tapi kini ia datang justru karena Retno berharap agar bisa bertemu dengannya.

Ternyata Pram dan Retno sudah resmi bercerai setengah tahun lalu. Lebih hebohnya lagi, ternyata Pram kemudian menikah dengan Lucy dan tinggal di Jakarta.

Kali ini Andi tidak tinggal di rumah Agus dan Maya, tetapi justru di rumah Mas Budi, kakaknya Pram.

Singkat cerita, setengah tahun lalu, Andi sengaja menjumpai Mas Budi dan berbicara dari hati ke hati.

Andi meminta maaf kepada keluarga Pram dan berdoa untuk kebahagiaan Pram dan Retno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun