"Al butuh istirahat dan waktu berdua bersama istrinya."Ines berbisik menggoda.
Aku tersenyum sambil memandangnya. Matanya tertutup sekarang. Mungkin Al tak tahan untuk segera tidur.
Setengah jam kemudian. Hanya tinggal aku dan Alea di kamar itu. Aku menciumi pipinya...keningnya...matanya dan bibirnya. Tak ada respon apapun.
"Mengapa Al diam saja?"tanyaku pada Alea yang baru saja keluar dari kamar mandi. Alea bergegas menghampiri.
"Badannya panas!"Sahutnya cemas.
Suster jaga berdatangan. Ada yang keluar lagi beberapa saat kemudian. Ada yang serius memeriksa denyut nadi dan bola mata Al, sampai akhirnya....
"Silahkan ibu menunggu di luar."
"Dokter Paul harus memeriksanya dengan cermat!"
Aku sempat memandang Alea dengan wajah protes. Harusnya aku bisa tetap di samping Al. Alea menarik tanganku sambil berbisik,
"Sebentar saja.Berikan waktu kepada dokter dan suster-suster ini."
Dengan berat hati, aku melangkah keluar bersama Alea.