Mohon tunggu...
Budi Hikmat
Budi Hikmat Mohon Tunggu... profesional -

Menulis itu seperti menghembuskan nafas, setelah sebelumnya menghirup nafas melalui membaca. Menulis untuk bersyukur...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Kesaksian Spiritual Haji

9 Maret 2012   03:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20 2976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Begitu puas rasanya berdoa di situ. Aku mensyukuri nikmat bimbingan Allah selama ini. Musibah yang mengguncangkan jiwa selama ini reaksi terhadap dekapan kasihNya. Guncangan itu membuka mata bathin yang selama ini tertutup deru amarah, bujukan syahwat, dan prasangka buruk kepada Allah. Aku juga mensyukuri menerima undanganNya menunaikan haji.

Di depan Multazam itu, aku menyebutkan kembali satu per satu “empat kata” yang selama ini diperdengarkan kepadaku: “Bersih, Sabar, Syukur, Ilmu.” Empat kata yang menadai pintu-pintu hikmah. Hanya diperlukan satu kunci untuk dapat memasuki semua pintu hikmah: Cinta!

Dapatkan Cinta Allah dengan mencintai makhlukNya. Kami berdoa agar Allah menjaga mahligai rumah tangga kami. Membimbing kami sebagai orang tua yang diberi amanah mendidik anak keturunan menjadi hambaNya yang bertakwa. Tentu saja, ada juga permintaan khusus untuk anak-anak kami yang tidak ingin kuceritakan di sini.

Sekembali ke Indonesia, aku menjaga empat kata tersebut dengan menjalankan sholat Dhuha empat rakaat setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. Rakaat pertama, selesai Fatihah, aku membaca ayat yang berkenaan dengan Bersih. Rakaat kedua Sabar, ketiga Syukur dan terakhir Ilmu.

Sholat di Hijr Ismail

Setelah itu kami menuju Hijr Ismail untuk sholat. Alhamdulillah kami mendapat tempat yang baik untuk sholat. Kamipun berdoa untuk diri kami sendiri. Dan juga menyampaikan doa pesanan teman-teman. Di tempat ini berdoa lebih leluasa. Bisa lebih lama. Hijr Ismail adalah bagian dari bangunan Kabah. Jadi tidak sah dijadikan tempat tawaf. Setelah puas, kami memberikan tempat kepada jemaah lain agar mereka juga mendapat keleluasaan menunai sholat dan berdoa.

Puas Meminum Air Cinta Kasih

Selesai berdoa di Hijr Ismail, kami mengikuti arus putaran tawaf hingga dapat keluar dengan mudah. Lalu bersiap sholat menghadap Maqom Ibrahim. Setelah itu kami bersiap menuju Sumur Zam Zam. Ketika hendak menuju Sumur aku membathin bahwa kami akan meminum air sebagai penghargaan Allah untuk ikhtiar cinta kasih seorang Ibu Hajar mempertahankan kehidupan bayinya Ismail. Belum jauh masuk ke daerah Sumur, tiba-tiba ada orang yang selesai minum keluar sehingga aku langsung mendapatkan tempat minum. Di situ aku minum sepuasnya air yang sejuk itu. Termasuk membasuh muka dan kepala. Setelah itu keluar, menunggu istriku Adelina selesai meminum air Zam Zam di bilik kaum perempuan.

Bersihkan Niatmu

Sesampai di penginapan, kami bertukar pengalaman. Kami menceritakan kepada teman-teman kemudahan mencium Hajar Aswad. Seorang teman menceritakan ‘kegagalannya’ mencium Hadjar Aswad. Padahal, saat itu dia sudah demikian dekat. Ketika itu dia merasa badannya dengan ringan diangkat "seseorang" menjauhi Hajar Aswad. Kepada kami dia mengakui sempat mempunyai niat kurang baik saat ingin mencium Hajar Aswad.

Sai’: Kuatkan Dirimu Dalam Beriktiar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun