Mohon tunggu...
Budi Hikmat
Budi Hikmat Mohon Tunggu... profesional -

Menulis itu seperti menghembuskan nafas, setelah sebelumnya menghirup nafas melalui membaca. Menulis untuk bersyukur...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Kesaksian Spiritual Haji

9 Maret 2012   03:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20 2976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika kami selesai sholat di lantai dua menghadap Multazam, aku merasa ada tangan seseorang yang menyentuh pundakku. Ketika aku menoleh, kulihat seorang bapak yang cukup tua. Tersenyum. Namun tiba-tiba dia menangis. Aku salah tingkah. Mau bertindak apa? Kudekati saja sambil meletakkan tanganku di pundaknya. Seolah merangkul. Aku menunggu hingga dia puas menangis. Masih dalam keadaan terisyak, bapak itu berkata: "Bapak terharu melihat kalian. Masih begitu muda, tetapi sudah memenuhi panggilan Allah berhaji"

Kami jadi turut terharu. Sembari berusaha keras menutup rapat celah-celah kesombongan yang ditiupkan syaitan, aku menyarankan supaya bapak itu untuk mendoakan semoga anak-anaknya dapat berangkat haji selagi muda. Bapak itu mengangguk. Dia kemudian menceritakan asal dan kondisi anak-anaknya. Ya Allah, mudahkanlah bagi anak keturunannya menunaikan haji selagi muda.

Doa Untuk Pak Sabeni

Setelah merampungkan tawaf haji, kami menghubungi bapak mertua di Jakarta. Ada kabar duka. Pak Sabeni, supir kami yang baik hatinya, berpulang tiba-tiba. Kami memanjatkan doa untuknya. Aku membacakan Surat Yasin khusus untuknya di Masjidil Haram. Semoga Allah mengabulkan doa kami, mensejahterakan almarhum di alam barzahnya. Memberi kesabaran dan keikhlasan kepada keluarga yang ditinggalkan. Istriku sangat terkejut. Ia mengenang kebaikan almarhum yang akan menjaga anak-anak kami selama kami menunaikan ibadah haji.

Penutup

Kami cukupkan penuturan pengalaman haji kami di sini. Penuturan ini hanyalah sebagian ekspresi kesyukuran kami kepada Allah. Tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun dari siapapun. Kecuali dari Allah. Semoga penuturan ini dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi calon jemaah haji khususnya.

Rawatlah kerinduan Anda berhaji dengan menyakini haji adalah kewajiban. Niatkan pergi haji dengan menyisihkan sejumlah uang tabungan pembuka. Semoga Allah menjadikan perjalanan haji sebagai bagian penting untuk kematangan spiritual kita. Semoga Allah berkenan menunjukkan sebagian tanda-tanda keagunganNya saat Anda berhaji. Amien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun