Mohon tunggu...
Tirto Karsa
Tirto Karsa Mohon Tunggu... Buruh Pabrik -

"Hidup hanya senda gurau belaka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hakim dalam Senyap

2 Oktober 2018   16:24 Diperbarui: 2 Oktober 2018   16:31 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kenal, dia salah seorang muridku." Terdangar Suara Rozi tertahan. " Kenapa dengan dia Sin?"

" Owh tidak, Dia pasienku sekarang. Kurasa kamu akan dengan cepat mengetahui maksudku."

" Ya-- ya.. kabarnya sudah sampai di sekolah." 

Keduanya diam tanpa bicara seolah mengetahui maksud dari satu sama lain. 

" Kamu dimana ini?" Roziqin mencoba mengisi obrolannya.

" Di Kantin Puskesmas." Sinta terisak. " Aku mendengarkan semua pembicaraan mereka. Kau tentu tahu maksudku." 

" Perlukah aku menemuimu di sana?" 

" Tidak usah, aku hanya butuh sedikit pengendalian diri." Pelan-pelan tangannya mulai kaku. Sinta menutup telpon nya dan kemudian menghisap rokoknya dengan hati-hati untuk mengembalikan kendali dirinya pada tubuhnya.

*** 

Pelukan itu terasa menengkan Rina. Air matanya mengalir deras yang mungkin saja membasahi seragam kerja Rozi. Rina merindukan kasih sayang semacam ini, seseorang yang dengan kasihnya mampu menerima bagaimanapun keadaan dirinya. Rina berjanji pada dirinya, tidak akan melupakan Rozi di sisa usianya. " Dulu aku mendapatkan kehangatan saat bersama Thoha. Aku mendapatkan jiwa sosok seorang pemimpin yang mandiri dan penuh tanggung jawab padanya. Aku memilihnya untuk menjadi Ayah dari anak-anakku." Rina kembali tersedu.

Pak Jarwo si tukang kebun itu masuk ke ruangan Rozi dengan tanpa mengetuk pintu. Rozi kaget menyaksikan kehadiran pak Jarwo sambil membawa sarapan yang dia pesan sebelumnya hingga hampir saja melepaskan pelukan Rina. Namun Pak Jarwo mengangkat tangan kanannya dan memberikan tanda agar Rozi tidak perlu canggung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun