Mohon tunggu...
Bagus Maulana Ikhsan
Bagus Maulana Ikhsan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

work hard play hard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan 'URF pada Tradisi Perkawinan Temu Manten

27 Mei 2024   20:22 Diperbarui: 27 Mei 2024   20:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NAMA : ANDHIKA RAMADHAN SUDRAJAT

NIM : 222121185

KELAS : HKI 4 E

TINJAUAN 'URF PADA TRADISI PERKAWINAN TEMU MANTEN (Studi Kasus di Dukuh Sendang, Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen) 

PENDAHULUAN

Arti perkawinan bagi manusia bukan hanya sebagai pernyataan (akad) yang dengannya memberikan kebolehan untuk melakukan hubungan seksual dan memiliki keturunan. Akan tetapi perkawinan merupakan tempat berputarnya hidup bermasyarakat. Dengan demikian, perkawinan juga mempunyai arti yang amat sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan sebuah kebudayaan untuk mengendalikan serta membentuk pondasi yang kuat dalam kehidupan berrumah tangga dan bermasyarakat. Karena itu tidak mengherankan bila perkawinan dan kebudayaan saing berkaitan. 

Kebudayaan atau tradisi dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah diwariskan oleh para pendahulu atau nenek moyang secara turun temurun baik berupa simbol, prinsip, material, benda maupun kebijakan. Tradisi juga bukanlah sesuatu yang bersiat statis yang berarti tradisi telah diwariskan tersebut bisa juga berubah maupun tetap bertahan asalkan tradisi tersebut masih sesuai dan juga relevan dengan situasi, kondisi serta seiring dengan perubahan jaman. 

Dalam adat Jawa terdapat berbagai macam tradisi perkawinan yang harus dijalani. Tradisi tersebuut antara lain yaitu Notoni, Nembung / Ngelamar, Pasang Tarub, Midodareni, Akad Nikah, Panggih, Balangan Suruh, Pecah Telur, Timbangan, Kacar Kucur, Dulangan, Sungkeman, Kirab, Jenang Sumsum, Boyongan / Ngunduh Manten.3 Akan tetapi selain tradisi tersebut terdapat tradisi lain yang masih dilestarikan masyarakat di Dukuh Sendang, Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, nama tradisinya adalah tradisi Temu Manten. 

ALASAN MEMILIH JUDUL SKRIPSI INI:

pemilihan judul "TINJAUAN 'URF PADA TRADISI PERKAWINAN TEMU MANTEN" Studi Kasus di Dukuh Sendang, Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen) karena skripsi ini menarik untuk di bahas 

PEMBAHASAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun