'singa? Darimana singa itu?'  ucapku dalam hati.
  Aku menoleh ke arah Aghtainer,
  "Apa itu kau?" Tanyaku terheran heran.
  "Ya, dia hewanku." Jawabnya sambil tersenyum.
  "Ahh, syukurlah" ucap Ayumu lega.
Â
 Singa itu membuat para serigala itu pergi, dan singa itu juga yang mengawal kita sampai ke Rotterdam.
  "Apa tidak ada yang merasa lapar?!" Tanya Ayumu sambil berteriak
  "Baiklah kita istirahat disini saja" jawabku sambil tersenyum.
Aghtainer segera membuka sebuah kotak, lalu dia merapalkan sebuah mantra yang entah apa, tapi ketika dia selesai merapalkan mantra, munculah sebuah gubuk untuk beristirahat.
  "Apa kau akan masak Ayumu?" Tanya Aghtainer
  "Ya aku akan masak," jawabnya sambil memanggil remoranya. "Mari kita makan" ucapnya sambil membawa kuali besar.
   "Apa itu semua dari ikan?" Tanyaku
   "Tidak juga, ada beberapa daging sapi, aku beli sewaktu aku di Borneo."
Setelah makan, kami pun memutuskan untuk tidur, karena kami pikir lebih baik berjalan saat pagi. Suhu yang sangat dingin membuat Ayumu merapalkan sebuah mantra penghangat.
 Hingga kami terlelap pun, salju masih turun menuju bumi, suasana yang sangat dingin. Â
  Dalam gelap aku mengirim surat pada asistenku di Britania.
Aku akan datang, tunggu aku di pelabuhan, dan siapkan kamar untuk dua orang.
William
Begitulah isi suratnya. Aku mengirimnya dengan bantuan elangku.