Pagi dingin di negri Inggris. Ini lah aku sang penyihir dari daerahku. Orang orang biasa memanggil nama ku William. Diantara keluarga ku. Hanya aku lah seorang penyihir. Pagi ini aku mendapat surat dari temanku Ayumu.
     Datanglah kesini aku ingin bertemu
                               Salam
                              Ayumu
   "Huh....." Aku menghela nafas panjang. Apa aku harus datang?? Pikirku dalam hati.
  Beberapa menit berlalu.. aku mulai menimbang nimbang akan pergi tau tidak.
   Aku mengeluarkan terompet kecilku dari dalam katung.
     Swiiiuuut.
  Tak lama, burung elang ku datang..
"Ayo kita ke negri Timur!! " Aku berkata pada burung elang ku. Anggukan dari elang ku menandakan dia pun setuju
  Aku mulai berjalan di dinginnya fajar.
Selangkah dua langkah aku menyusuri hutan Pinus. Aku mulai berfikir untuk mencari tumpangan sampai negri timur.
Sesampai aku di pelabuhan, kulihat ada kapal yang akan pergi ke Borneo.
  "Tuan!!" Seruku menggunakan bahasa Inggris kuno.
  "Ya.. ada apa??" Jawab salah satu dari mereka..
  "Aku ingin menumpang sampai negri timur. Apakah boleh??" Tanyaku
   "Baik baiklah" jawabnya..
                 ****
Hari demi hari berlalu. Hingga sampailah aku di Borneo.
   Dimana rumah Ayumu itu?? Kataku dalam hati.
    "Darwin Girbinson!!!!!" Seru seseorang memanggil namaku. Aku melihat ke arah suara itu. Terlihat seorang bertubuh besar dan bermata sipit.
     "Apa kau..." "Ya.. aku Ayumu" jawabnya memotong.
"Apa kau tinggal di Borneo??" Tanyaku sambil mengangkat sebelah alisku.
"Ah.. tidak, aku tinggal di daratan lain" jawabnya sambil tertawa. "Mari kita ke rumahku" anaknya hangat.
Kami menunggangi sebuah Mamut dan mulai menyebrangi laut..
    "Apa ini aman??
   "Ya.. aku menggunakan mantra" jawabnya menjelaskan
    "Mantra?? Mantra apa??" Tanyaku menyelidik
    "Apa kau pernah dengar soal mantra untuk hewan.. itu lah yang aku gunakan"
    "Maksud mu, kamu..." Aku belum selesai berkata, Ayumu sudah memotong
"Ya.. Mamut lihai dalam hal berenang.. maka aku bantu Mamut ini berenang di kedalaman"
Dua jam berlalu.. tibalah kita di daratan..
       "Selamat datang di Nippon..." Kata Ayumu menyambut dengan hangat
       "Dimana rumahmu??"
       "Emmm.... Tunggu sebentar,, nah itu di depan sana" dia menunjuk sebuah bangunan tua di sebelah kiri kami.
        "Itu??.. wow aku suka bangunan kuno seperti ini.." aku menunjukan kekagumanku dengan memukul pipiku sendiri.
 "Syukurlah.. ku harap kamu bisa betah ya" Ayumu menengok sedikit ke belakang
    Tibalah kami di depan sebuah pintu. Ayumu merapatkan Mantra.. entah mantra apa tapi yang pasti pintu terbuka dengan sendirinya.
        "Apa yang kau baca tadi??" Tanyaku menyelidik
        "Sebelum aku ke Borneo tadi, aku merapatkan Mantra pelindung untuk menjaga rumahku.." jawabnya sambil merapikan rumahnya
        "Kau pasti penyihir yang berbakat" ucapku memuji
        "Ahh bukan" jawabnya malu... "Ah apa kau suka ikan??" Tanya nya menawarkan
         "Ya.. aku belum terbiasa dengan ikan.. tapi bisa aku coba"
         "Baiklah.. mari kita makan ini" dia menyodorkan sepiring ikan.
      Aku mencicipinya. Sesuap dua siap ku telan
          "Bagaimana rasanya?? Enak??" Tanya Ayumu padaku.
          "Ya lumayan,, aku baru pertama kali makan ikan seperti ini.. apa kau suka memasak?"
           "Emmm.. di sini semua orang pandai masak ikan" jawabnya sambil tersenyum. "Kau istirahat dulu saja.. besok aku mau cerita mengapa aku menyuruh mu datang kesini Darwin Girbinson"
          "Ah.. panggil aku William saja."
       "Baik lah William. Kasurku ada di sebelah kanan
  Pagi yang dingin di negri Timur.
  "Pagi William" sapa hangat Ayumu.
  "Eh.  Pagi.. kau bangun pagi sekali??"
  "Ya.. aku harus mencari ikan tadi" Ayumu mengangkat ember berisi puluhan ikan.
   "Mau kau masak ikan itu?" Tanya William bingung
   "Ya,, tapi tidak sekarang". Ayumu menjawab lalu pergi ke arah dapur. "Ah.. ngomong ngomong.. kemarin kau bertanya alasanku memanggil mu ke sini kan??.. aku hanya ingin bercerita dan mendengar sarannya" Ayumu berteriak dari dalam.
