Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat ke Borobudur, Aku Masuk Gerbang Candi, tapi Tersesat Zaman, Aduh! (1-3-Tamat)

19 Mei 2021   11:52 Diperbarui: 19 Mei 2021   12:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Entah kue apa semua itu. Buah sembarang buah dikupas,  sambil menyodorkan buah-buah manis langka, layaknya jambu bol,  putri anjing, sirsak, Dan buah gayam. Buah itu tak henti dikupas dan diiris,  lalu diangsurkan ke Argo. Pemuda itu sangat menikmati pelayanan dan cerita dari mulut indah yang pelan-pelan mengusik hatinya.

***

Kembang kencur kacaryan hagung cinatur
Sedhet kang sarira, gandhes ing wiraga
Kewes yeng ngandika, hangengayut jiwa

Kembang blimbing pinethik bali ing tebing
Maya-maya sira, wong pindha mustika
Turuning kusuma pathining wanodya

Tembang Ketawang Puspawarna lengkap dengan notasinya sudah melanglang jagad semesta,  sementara aku Argo,  seorang pengelana motor, menungganh motor 400 cc,  Kawasaki custom dua knalpot ala Harley Davidson dengan maps Peta yang canggih,  tak kunjung menemukan stupa Borobudur. Padahal jelas jelas aku memasuki candi itu. Lewat gerbang belakang sore tadi, bahkan ada. Dua spanduk besar  bertuliskan,  "Wonderful Indonesia, Sound of Borobudur", "Borobudur pusat musik dunia !".

***

Namun sampai malam begini tak kunjung kulihat pesona stupa-stupa raksasa yang membuat peninggalan suci agama Budha itu abadi, kuat,  spektakuler dan dihormati dunia.

Sampai menit ini,  Argo masih dilanda kebingungan yang sangat,  apakah betul ia sudah sampai di candi pusat pujaan umat Budha saat ini,   ataukah justru dirinya nyasar sebaga petualang ia  terbiasa nyasar,  tapi kali ini beda,   nyasarnya keterlaluan. 

Pelan-pelan benaknya terbuka, setelah dimandikan Dyah Palupi di tujuh sumur,  dan tujuh oancuran dari tujuh mata air,  sangat disadari bahwa ia amat jauh tersesat.

Walau benar dia memasuki titik di peta,  posisi Borobudur,  tapi bukan  di titik waktu, ketika wangsa Syailendra mulai membangunnya di abad VII Dan selesai dii abad IX.

 Argo perlahan menyadari entah bagaimana prosesnya,  petualang jalanan itu, telah terlempar ke masa.lampau. Argo yakin ia berada di titik peta yang bernar tapi pada waktu yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun