Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat ke Borobudur, Aku Masuk Gerbang Candi, tapi Tersesat Zaman, Aduh! (1-3-Tamat)

19 Mei 2021   11:52 Diperbarui: 19 Mei 2021   12:03 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenanglah, jangan takut  Aman disini, "bisik perempuan ayu, berambut panjang, bertutup kain kulit serigala, dengan payudara Indah terbuka. Dia yang menyelamatkan aku dari kejatuhan fatal saat kena dampak enerji biru yang dahsyat tadi.

"Matur Nuwun..., Argo, ".aku menyebut namaku
"O, Mas Argo,. Sama-sama Mas .Aku Dyah Palupi.  Panggil Saja Palupi," kata sang tuan rumah ramah memperkenalkan diri.
"Mmmh,  apa tidak ada yang terganggu,  aku tidur si kamarmu Palu.. Pi?, " tanyaku mencoba sopan siapa tahu .


"Mas Argo  ini,  sejatinya dari mana to ? ," tanya gadis ayu itu,  penasaran sambil menyodorkan air putih di gelas dari potongan bambu wulung. Aku menerima, gelas yang belum pernah kulihat itu,  lalu aku meminumnya dengan cepat dan tandas. 

Ketika aku menanyakan siapa yang. Melucuti celana dan kaosku,  Dyah Palupi tak menjawab jelas,  tapi senyumnya penuh arti. Aku jadi malu,  gadis ayu baik hati penolongku lebih malu. Lagi. "Biar cepat sadar,  dan baju mas Argo bau debu sekali, maaf tadi terpaksa kulepaskan,"pinta  gadis tuan rumah ini, tersenyum tulus,  meminta maaf sepenuh hati.

Kisahnya pun meluncur,  bahwa di pusat kapitayan jawi, perempuan yang sudah menikah, baru mengenakan baju,  penutup dada.  Sedang seperti dirinya yang masih perawan,  tidak wajib menutup dada. Mendengar penjelasannya yang apa adanya,  pelan-pelan ada harapan bertumbuhan. Siapa tahu Palupi bisa Jadi jodohku. Lalu seperti burung prenjak, gadis itu menceririct, kisah seru tentang kautaman wilayah suci ini.

Orang sesakti apapun bila sudah menginjak wilayah perbatasan suci akan langsung kehilangan kesaktiannya. Yang tadinya kebal senjata akan kehilangan kekebalannya, yang jago bersilat,  mendadak lupa jurus-jurusnya,  yang bisa menghilang dalam kabut, disini semua aji mantera. Kehilangan bobot perbawanya. Semua tingkat kesaktian, jadi nol tak berdaya.

Semua polos murni Di hadapan Resi Sangkakala. Semua yang datang di tanah suci kapitayan jawi ini akan dapat keberkahan energi ruh suci. Di areal sembahyang bersama, Watak adigang,  adiguna. Akan hilang.  Setelah mengalami ritual Suci. Diiringi Alat .-alat.musik.kiriman dewa bintang yang membangkitkan enerji dalam manusia yang hadir disitu. 

Pemimpin orkestra.musik nan ayu, melanjutkan cerita betapa pemain musik yang ada di pusat kebatinan jawa,  dipilih berdasar wahyu suci yang didapat  sang Resi dan anggota 40 resi suci. Pendampingnya. Dari hasil ritual tapa, akan didapat nama dan keturunan dari calon penabuh musik, lalu dengan kesaktiannya para empu suci terpilih ini mengirimkan undangan lewat telepati. Kaum penabuh  yang diundang,  akan mendapat mimpi,  atau panggilan khusus saat bertapa ditempat masing-masing.

Bila mereka tak. Bisa. menerima isyarat undangan suci ini. Maka para resi Itu akan merapat mantera aji sepi angin. Menjemput langsung mereka dimanapun di pulau manapun di nusantara berada. Hanya dalam sekejap.mata pulang pergi. 

Beliau - beliau itu manusia sejati yang berumur sangat panjang bukan ratusan tahun lagi. tapi ribuan tahun. Papar Dyah Palupi menjelaskan semuanya., sambil. Mengangsurkan berbagai penganan enak dan unik bungkusannya. Aku hanya manggut-manggut menerima penjelasan yang makin aneh saja menurutku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun