Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lamakera Mengaji: Konsep, Aplikasi dan Tantangannya

17 Mei 2024   05:46 Diperbarui: 17 Mei 2024   05:52 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat; konsep "Lamakera Mengaji" juga dapat membuka dan memberikan akses bagi anak-anak Lamakera untuk melanjutkan studinya pada perguruan tinggi bergengsi, baik di dalam maupun di luar. Misalnya, di luar negeri terkait dengan kampus yang menjadi cita-cita alm. Ali Taher Perasong, yakni al-Qarawiyyin University of Maroko. Kampus-kampus dalam negeri pun banyak. Ada UIN Alauddin Makassar, Unhas, UNM, UMI, Unismuh Makassar, UIN Yogyakarta, UGM Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Jember, UNJ, UAD Yogyakarta, UII Jakarta dan lainnya yang menyediakan pos beasiswa bagi calon mahasiswa yang memiliki hafalan tertentu. Di sini program "Lamakera Mengaji" harus juga dalam bentuk Tahfizh al-Qur'an.

Kelima; konsep "Lamakera Mengaji" juga dapat menekan dan meminimalisir patologi sosial yang seringkali dilakoni oleh anak-anak usia sekolah dan remaja. Biasanya anak-anak akan teralihkan dari dunia hedonistik dan oportunistik hingga patologi sosialnya manakala mereka disibukkan dengan kebaikan. Ketika mereka fokus dan disibukkan dengan kebaikan, maka peluang untuk tidak masuk dalam perangkat kehidupan hedonistik dan oportunity akan tertutup lebar. Seolah-olah mereka lupa dengan dunia lain, khususnya dunia hedon dan oportunistik, karena tenggelam dalam program "Lamakera Mengaji". Di situlah relasinya dengan sebuah ungkapan bahwa keburukan dan kejahatan kadang hanya diperbaiki dengan menyediakan ruang kebaikan.

Bentuk dan Format Lamakera Mengaji

 

Mengacu pada logika penjelasan sebelumnya di atas, maka dapat dikembangkan dan dirumuskan beberapa bentuk dan format "Lamakera Mengaji" untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memperjuang-wujudkan program "Lamakera Mengaji" menyata dalam semesta kehidupan masyarakat Lamakera. Bentuk dan formatnya pun nyaris tidak ada yang baru, sebagian besarnya sudah menyata dalam kehidupan masyarakat Lamakera. Kecuali hanya beberapa saja yang terbilang agak baru karena menyesuaikan dengan banyak kebutuhan. Klasifikasi tentang bentuk dan format ini memang sangat perlu agar supaya jelas wilayah kerjanya program Lamakera Mengaji, sehingga memudahkan proses evaluasi dan peningkatan mutunya.

Pertama; bentuk mengajinya seperti yang tengah berjalan dan dijalankan oleh TPQ se-Lamakera. Sebut saja TPQ al-Ahsun besutan kanda Husain Maloko yang sudah bertahun-tahun lamanya mengambil bagian dalam meningkatkan pendidikan al-Qur'an anak-anak Lamakera. Artinya, bentuk pertama ini mengandaikan bahwa konsep dan program Lamakera Mengaji seperti yang telah dilakukan oleh TPQ se-Lamakera. Bisa saja Rumah Tahfizh yang sementara dibangun dan dalam tahapan finishing juga memiliki bentuk dan format mengajinya sama dengan yang dilakukan oleh TPQ se-Lamakera. Keduanya hanya beda namanya saja: ada namanya TPQ dan adanya namanya Rumah al-Qur'an, namun tujuannya sama.

Selama ini terlihat bahwa lembaga pendidikan al-Qur'an semacam TPQ sudah menjalankan tugasnya dengan maksimal dan sebaik-baik mungkin untuk mendidik dan membina anak-anak Lamakera agar dapat membaca al-Qur'an. Lembaga TPQ sudah berhasil mendidik dan membina ratusan anak-anak Lamakera. Ada yang melanjutkan studi sampai ke perguruan tinggi dan sudah sarjana. Ada yang menjadi Polisi, TNI dan lain sebagainya. Dalam menjalankan tugasnya, TPQ termasuk "lembaga ikhlas beramal", mereka mendidik dan membina anak-anak Lamakera secara gratis dan riang gembira. Meski di luar sana, khususnya di kota-kota, pembelajaran ilmu apa pun, termasuk ilmu agama di dalamnya, membutuhkan cost.

Kedua; bentuk mengajinya seperti yang disampaikan oleh Bapak MHR Sikkah pada sesi tanya-jawab dalam kegiatan seminar pendidikan yang diadakan oleh YAMALI di Lamakera pada 27 Juni 2023. Di mana bentuk mengaji yang disampaikan oleh Bapak MHR Sikkah (dalam bentuk refleksi dan nostalgia historis) adalah bahwa para orangtua tempo doeloe selalu membaca al-Qur'an dari rumahnya masing-masing dengan suara yang agak besar sehingga orang-orang yang lewat bisa mendengarkan Meme dan Belle ini dan itu lagi mengaji membaca al-Qur'an. Apa yang disampaikan ini _konon_ dikarenakan kini fenomena semacam itu nyaris tidak ditemukan dan didengar lagi ketika melewati ruas-ruas jalan Lamakera, dari Motonwutun hingga Watobuku.

Bentuk mengaji semacam itu menjelaskan bahwa konsep dan program Lamakera Mengaji tidak hanya diperuntukkan kepada masyarakat yang berusia sekolah dan remaja, akan tetapi menyentuh juga lapisan masyarakat yang sudah tua sekalipun. Ya, mengaji memang bukan hanya domain dan monopoli kaula muda, akan tetapi semua umat Islam, baik tua maupun muda dan laki-laki maupun perempuan. Selama mereka sebagai umat Islam dan memiliki kemampuan membaca al-Qur'an, maka selama itu pula mereka punya hak untuk membacakan al-Qur'an, hatta dengan suara lirih maupun agak besar dan keras. Hanya saja mungkin kurikulum mengaji nanti agak berbeda. Maklum karena berbeda generasi.

Ketiga; bentuk  mengajinya adalah pembinaan tilawah dan maqamat. Bentuk ini sudah sempat dijalankan di Lamakera dengan berpusat di masjid al-Ijtihad Lamakera. Namun, belakangan ini nyaris tidak terlihat dan terdengar lagi kegiatan pembinaan tilawah al-Qur'an dan maqamat. Orientasi dari bentuk mengaji tersebut adalah pembinaan tilawah dan maqamat bagi generasi Lamakera yang berpotensi dan diharapkan bisa tampil dalam banyak ajang. Dengan demikian, orang yang mengikuti model Mengaji ini adalah anak-anak usia sekolah dan remaja yang sudah memiliki basis dalam pembacaan al-Qur'an serta dipandang memiliki potensi dan bakat untuk dikembangkan dalam pembinaan tilawah dan maqamat.

Bentuk mengaji tersebut sangat realistis dan relevan dengan konteks. Di mana sudah menjadi habitus yang wajib dalam tahun-tahun tertentu adalah diadakan lomba MTQ dengan berbagai tingkat dan jenjangnya. Bersamaan dengan itu nyaris tidak ditemukan ada utusan dari Lamakera dalam setiap ajang kompetisi MTQ, hatta tingkat Kabupaten sekalipun, apalagi tingkat Provinsi, Pusat dan Internasional. Sehingga, dengan bentuk dan format mengaji tersebut diharapkan dapat menyiapkan dan juga mengorbitkan anak Lewotanah dalam dunia per-tilawah-an dan per-maqamat-an. Paling tidak nantinya ada anak-anak Lamakera yang muncul dalam setiap ajang kompetisi MTQ, minimal sekali pada tingkat Kota dan Kab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun