Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam belajar dapat menurun.
c. Â Â Â Pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetaoi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan :
1. Â Â Â Klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.
2. Â Â Â Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
3. Â Â Â Meminta kesempatan pandangan; guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.
4. Â Â Â Meminta kesempatan jawaban; guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
5. Â Â Â Meminta jawaban yang lebih relevan; bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa tersebut.
6.    Meminta contoh: bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh  konkret tentang apa yang dikemukakannya.
7. Â Â Â Meminta jawaban yang lebih kompleks: guru dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks.
d. Â Â Â Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada siswa lainnya.
2.5 Â Â Jenis-Jenis Pertanyaan
Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Menurut Usman, M. U (2006, 75-76), terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan, terdiri atas jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya dan jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.
Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, meliputi:
1. Â Â Â Â Pertanyaan Permintaan (Compliance Question), yaitu pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang di sebelah sana?
2. Â Â Â Â Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid. Contoh: Mengapa beriman kepada malaikat akan berdampak positif bagi kehidupan kita sehari-hari? Karena, dengan mengingat adanya malaikat kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata ada yang mengawasi setiap perbuatan kita.
3. Â Â Â Â Pertanyaan Mengarahkan/Menuntun (Prompting Question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Apabila siswa tidak menjawab pertanyaan atau salah menjawab, hendaknya guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan/menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban dari pertanyaan pertama tadi.
4. Â Â Â Â Pertanyaan Menggali (Probing Question), yaitu pertanyaan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini, siswa didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, meliputi:
1. Â Â Â Â Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Legde Question). Pertanyaan yang mengharapkan jawaban sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari siswa. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan. Contoh: Apa nama ibukota negara Indonesia?
2. Â Â Â Â Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question). Pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang sering digunakan untuk menyusun pemahaman adalah jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri, bandingkan. Contoh: Jelaskan dengan kata-katamu sendiri tentang pertumbuhan dan perkembangan!
3. Â Â Â Â Pertanyaan Penerapan (Aplication Question). Pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. Contoh: Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan kebersihan!
4. Â Â Â Â Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question). Ciri dari pertanyaan ini jawabannya yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk untuk membuat ramalan/prediksi, memecahkan masalah dan mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi jika seorang manusia tidak memiliki agama?
5. Â Â Â Â Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question). Pertanyaan yang menghendaki siswa dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana penilaianmu tentang politik di Indonesia?
2.6 Â Â Kelebihan dan Kelemahan Keterampilan Bertanya