Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengajukan pertanyaan. Allah berfirman, "Katakanlah, apakah Kami kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang rugi dalam pekerjaan mereka?" (QS. Al-Kahfi:103). Pertanyaan ini tentu menarik orang-orang yang mendengarnya untuk segera mengetahui tentang orang-orang yang rugi dalam pekerjaan mereka. Kemudian Allah baru menjelaskan, "Mereka adalah orang-orang yang sesat dalam usaha di dunia ini.Â
Namun mereka menyangka bahwa mereka telah bekerja dengan baik." (Majid, 2016)
Kadangkala pertanyaan itu perlu dilontarkan, sedang penanya sudah tahu jawabannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman dan pelajaran kepada para pendengar.Â
Ada yang mengatakan bahwa "berpikir itu sendiri adalah bertanya". Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Â
Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kegiatan berpikir. Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
Pertanyaan yang baik terbagai menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).Â
Pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), pemahaman (comprehension question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis (synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question). (Majid, 2016)
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa juga harus menghindari kebiasaan seperti menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.Â
Dalam proses belajar-mengajar, setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya maupun suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dimasukkan ke dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. (Majid, 2016)
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. (Majid, 2016)
Menurut Turney (dalam Majid, 2016) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
a. Â Â Â Â Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik;
b. Â Â Â Â Memusatkan perhatian pada masalah tertentu;
c. Â Â Â Â Menggalakan penerapan belajar aktif;
d. Â Â Â Â Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri;
e. Â Â Â Â Menstrukturkan tugas-tugas sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal;
f. Â Â Â Â Â Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
g. Â Â Â Â Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran;
h. Â Â Â Â Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan;
i. Â Â Â Â Â Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir;
j. Â Â Â Â Â Mengembangkan kebiasaan menganggapi pernyataan teman atau pernyataan guru;
k. Â Â Â Â Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi;
l. Â Â Â Â Â Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.
2.4 Â Â Komponen Keterampilan Bertanya
1. Â Â Â Â Keterampilan Bertanya Dasar