"Mey, tadi aku ketemu sama Kak Arfan di depan kelasnya" ucap Cassiel dengan senyum yang mengembang setelah duduk di bangkunya.
"Gimana, gimana?" Tanya Mey dengan suara pelan.
"Kayaknya dia lagi di hukum sama guru, dia berdiri di depan kelas" ucap Cassiel sedih.
"Kak Arfan kalau di hukum guru itu udah biasa" ucap Mey.
"Iya sih tapi kan kasihan" ucap Cassiel dengan cemberut.
"Udah kita lanjut belajar dulu nanti malah kita yang di hukum karena nggak dengerin guru jelasin" ucap Mey sambil menghadap ke depan.
Keduanya kini mengikuti pembelajaran dengan tenang meskipun jantung Cassiel masih berdebar kencang saat bertemu Arfan tadi.
Bel istirahat kedua berbunyi para murid berhamburan keluar kelas, kali ini Cassiel memutuskan untuk menuju ke lantai dua dimana lantai dua tersebut hanya tempat penyimpanan atau gudang. Setiap istirahat kedua Cassiel selalu datang ketempat tersebut, dari tempat tersebut Cassiel dapat dengan leluasa menyaksikan Arfan yang sedang bermain basket. Dari tempat Cassiel berada itu ia dapat melihat lapangan basket yang luas tanpa terhalang oleh siswa lainnya.
Setiap Arfan bermain basket tepi lapangan selalu ramai oleh siswi perempuan karena ingin menyaksikan ketampanan Arfan yang semakin meningkat saat bermain basket.
Cassiel menyaksikan Arfan dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya dan jantung yang berdetak kencang. Setelah puas menyaksikan Kak Arfan bermain basket ia memutuskan untuk diam beberapa saat di tempat tersebut lalu ia kembali ke kelas. Saat menuruni tangga Cassiel melihat Kak Arfan tengah berpelukan dengan seorang gadis cantik di dekat tangga yang ia turuni.
Gadis tersebut bernama Tasya Elmeira Putri, dia adalah primadonanya di sekolah ini, dia juga yang beberapa hari ini dikabarkan dekat Kak Arfan.Â